JAKARTA - Sekretaris Jenderal Forum Saudagar Nusantara, Firdaus Hasan Basri mengingatkan, pembangunan kembali Pasar Inpres Kota Padang yang hancur akibat gempa bumi 29 September 2009 lalu jangan sampai dilakukan swastaPasar tradisional itu hendaknya dibangun dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Jangan sampai lahan pasar inpres seluas 1,3 hektar itu dikuasai oleh pihak investor swasta untuk membangunnya kembali karena itu pada akhirnya akan memberatkan para pedagang kecil menengah yang selama ini menggantungkan hidup dan nasibnya d pasar tradisional itu," kata Firdaus HB, di Jakarta, Selasa (24/11).
Firdaus mencontohkan pembangunan Pasar Tanah Abang paska kebakaran
BACA JUGA: Polisi Gencar Razia Perbatasan
Setelah Pemda DKI menyerahkan lahan tersebut kepada pihak swasta, ternyata para pengusaha kecil dan menengah tersingkir karena tidak sanggup lagi untuk membelinya.Demikian juga dengan Pasar Turi di Surabaya yang hingga kini pembangunannya terbengkalai karena adanya tarik ulur antara Pemko Surabaya dengan masyarakat soal siapa yang harus membangun
Dari dua contoh kasus tersebut, katanya, jangan sampai terjadi di Kota Padang
BACA JUGA: Hari ini Ada Lima Aksi Demo Anti Korupsi
Sebab akan menyengsarakan masyarakat kecilBACA JUGA: Atasi Byar-Pet, PLN Nunukan Sewa Genset
Sikap ini menjadi penting guna membendung berbagai keinginan pihak luar untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan," kata Firdaus yang juga Ketua Gebu Minang Jawa Timur itu.Kalau tiga unsur tersebut di atas tidak satu sikap, Firdaus yakin sebentar lagi akan berdiri pusat perbelanjaan asing yang berdasar kenyataan di lapangan tidak akan mau kompromi dengan pengusaha kecil dan menengahKalau ini terjadi, lanjutnya, Kota Padang akan kehilangan ikon sebagai kota yang telah melahirkan ribuan pedagang handal di seluruh penjuru nusantara.
"Pembangunan kembali pasar inpres dengan menggunakan APBN itu hendaknya dijadikan babak baru bagi Kota Padang untuk lebih menyesuaikan sikap pedagangnya terhadap berbagai tuntutan perubahan pasar modern, aman, nyaman, bersih dan sehat serta bebas dari premanSaya yakin, para pedagang itu pasti siap melakukan perubahan jika dari awal mereka diajak untuk sebuah perubahan itu," imbuh Firdaus.
Para pedagang yang saat ini menempati lokasi sementara di jalan Permindo itu tidak bisa dibiarkan berlama-lama karena berpotensi menimbulkan masalah sosial baru lagi"Mereka harus punya kepastian kapan mereka bisa kembali ke lokasi semula dan apa konsekuensi yang harus mereka pikulSemua harus dibicarakan secara lebih terbuka," saran Firdaus(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah 6000 Guru di Sultra Bersertifikat
Redaktur : Tim Redaksi