Hipertensi juga Mengancam Orang Muda, Begini Cara Menghindarinya

Sabtu, 27 Februari 2021 – 06:11 WIB
Ilustrasi (ANTARA/HO)

jpnn.com, JAKARTA - Hipertensi atau darah tinggi bukan penyakit yang eksklusif untuk orang-orang lanjut usia meskipun prevalensi meningkat seiring pertumbuhan umur.

Orang-orang muda juga dapat menderita hipertensi, antara lain masuk kategori hipertensi sekunder.

BACA JUGA: Penderita Diabetes Ingin Vaksinasi COVID-19? Baca ini Dulu

Cenderung terjadi akibat penyebab tertentu yang berhubungan dengan penyakit di dalam tubuh.

"Misalnya, penyempitan pembuluh darah ginjal, dengan memperbaikinya tekanan darah akan terkontrol tanpa obat," ujar President of Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dokter spesialis penyakit dalam Tunggul D. Situmorang, Jumat (26/2).

BACA JUGA: Kematian Akibat Kanker Paru Meningkat, Segera Lakukan Upaya ini

Hipertensi pada kategori ini hanya terjadi pada sebagian kecil orang, termasuk di kalangan anak-anak yang penyebabnya bisa dicari untuk kemudian diobati.

Sementara itu, hipertensi primer adalah hipertensi yang penyebab langsung tidak diketahui, salah satunya ada riwayat keturunan hipertensi pada anggota keluarga lain.

BACA JUGA: Tren Fesyen Berubah, Bahan yang Nyaman dengan Kulit Jadi Pilihan

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Ariane pada Oktober lalu menyebutkan, ada kecenderungan penderita penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada usia yang lebih muda.

Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular sudah meningkat pada usia 10-15 tahun.

Selain terdapat warisan genetik dari orang tua kepada anaknya, pola hidup dan pola makan tidak sehat yang dilakukan oleh orang tua beserta juga anaknya bisa memunculkan kecenderungan penyakit yang sama.

Salah satu gaya hidup sehat yang bisa diterapkan adalah membatasi asupan makanan yang asin.

Sekretaris Jendral Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dokter Eka Harmeiwaty, menganjurkan untuk membatasi asupan makanan mengandung garam.

Periksa label kemasan makanan, terutama untuk orang yang gemar menyantap makanan siap saji yang umumnya tinggi kandungan garam.

Menjaga makanan anak juga membantu mencegah hipertensi sedini mungkin.

Eka menekankan kepada orangtua untuk selalu memantau asupan makanan anak. Tidak ada salahnya untuk mencicipi dulu jajanan anak, siapa tahu camilan tersebut punya kadar garam yang tinggi.

Prinsipnya, bila sudah terasa asin berarti kadar garamnya sudah berlebihan.(Antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler