Hitam Putih Ganjar, Bukti Kombinasi Integritas dan Autentisitas

Kamis, 14 September 2023 – 22:54 WIB
Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana (mengenakan batik cokelat kanan) dalam acara "Bedah Buku Hitam Putih Ganjar" yang diselenggarakan oleh Penerbit Kompas di Jakarta, Kamis (14/9/2023). ANTARA/Dokumentasi Pribadi

jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana mengatakan calon pemimpin Republik Indonesia ke depan harus memiliki keaslian gagasan.

Menurut dia, gagasan itu tidak hanya dalam simbol atau jargonistik, tetapi juga program dan kerjanya.

BACA JUGA: Membongkar Pikiran Ganjar, Capres Tidak Perlu Pidato Menggebu Gebrak Meja

Ari menyampaikan hal itu dalam acara “Bedah Buku Hitam Putih Ganjar” yang diselenggarakan oleh Penerbit Kompas di Jakarta, Kamis (14/9).

"Kita membutuhkan politik gagasan sebagai sesuatu yang penting untuk kita uji,” kata Ari sebagaimana keterangan tertulis yang diterima.

BACA JUGA: Lewat Buku Ini, Hamid Basyaib Bongkar Pemikiran Ganjar Pranowo Terhadap 8 Isu Strategis

Menurut dia, bangsa Indonesia membutuhkan gambaran utuh rekam jejak, sikap-sikap politik, hingga pilihan ideologis dari para calon pemimpin.

Sebab, dari sana publik akan melihat apakah tokoh tersebut berintegritas atau tidak.

BACA JUGA: Begini Kesaksian Gus Mus soal Kepemimpinan Ganjar

“Karena gagasan boleh bagus, tetapi integritas adalah hal yang sangat penting untuk seorang pemimpin," tutur Ari.

Menurut Ari, dalam buku "Hitam Putih Ganjar" publik bisa memahami gagasan dalam berpolitik, bernegara dan berpartai dari seorang Ganjar Pranowo.

Ari menilai dari buku tersebut Ganjar bisa dilihat tidak hanya memberikan gagasan.

Ganjar mampu menurunkan gagasan itu menjadi kerja-kerja politik maupun kerja-kerja teknokratis.

Dia memandang konsistensi gagasan dan kerja dari seorang Ganjar sudah terlihat.

"Ojo Ngapusi, Ojo korupsi (jangan bohongi, jangan korupsi, red). Ini, kan, gagasan dari Ganjar, autentisitas (keaslian) dari seorang Ganjar," ujar Ari.

Dia mengatakan autentisitas dari seorang pemimpin politik adalah hal yang sangat penting.

Hal itu berkaitan dengan permasalahan klasik di Indonesia yang akan dihadapi siapa pun presiden setelah Jokowi, seperti ekonomi hingga birokrasi.

Menurutnya, saat ini masyarakat Indonesia telah menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap kepemimpinan selanjutnya.

Sebab, Presiden Jokowi telah meletakkan standar kepemimpinan yang tinggi dalam 10 tahun kepemimpinannya.

"Saya sangat menyayangkan kalau ada pemimpin yang hanya ingin mengikuti saja pemimpin terdahulu, tetapi tidak ada ciri khasnya dari dia itu seperti apa. Karena kita perlu pemimpin yang autentik,” ucapnya.

"Ganjar dengan autentisitasnya mampu menurunkan gagasan besar Bung Karno Gotong Royong, misalnya, diturunkan menjadi 'Jogo Tonggo', ojo korupsi, ojo ngapusi. Nah autentisitasnya itu sudah ditunjukkan Ganjar selama dua periode di Jawa Tengah," imbuh Ari.

Selain itu, dia menilai Ganjar dengan gagasannya juga melibatkan publik dengan cara menerima laporan masyarakat di media sosial untuk memperbaiki kinerja birokrasi.

Menurut dia, hal tersebut sama seperti kegiatan blusukan yang kerap dilakukan oleh Presiden Jokowi.

Psikolog Hanna Rahmi mengatakan pengelolaan emosi menjadi salah satu hal yang penting bagi setiap pemimpin Indonesia ke depan. Hanna mengatakan pemimpin terbaik adalah yang mampu meregulasi emosi diri.

"Tidak ada kepribadian yang lebih baik dibandingkan kepribadian lainnya. Akan tetapi, pemimpin yang terbaik adalah pemimpin yang mampu meregulasi emosinya dan sudah selesai dengan dirinya," tutur Hanna. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler