Hitung Untung Rugi Desentralisasi Pelatnas

PRSI Tentukan Keputusan Di Mukernas

Senin, 21 April 2014 – 08:26 WIB

jpnn.com - JAKARTA - PB PRSI sudah akrab dengan metode pelatnas desentralisasi. Pada persiapan untuk SEA Games 2013 yang lalu misalnya. Sistem desentralisasi diberlakukan dengan menggunakan tiga kota, antara lain dilangsungkan di Jakarta, Bandung, dan Semarang. Untuk pelatnas Asian Games 2014 ini masih belum bisa dipastikan.

 

Untuk sementara, perenang-perenang yang namanya terdaftar dalam Surat Keputusan (SK) dari Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) berlatih terpisah di dua kota, Jakarta dan Bandung. Kemungkinan besar bahkan akan dilakukan di tiga kota setelah Jatim mengajukan diri sebagai tempat desentralisasi pelatnas.

BACA JUGA: Evan Dimas dkk Harus Tingkatkan Antisipasi Crossing

Sementara, dari empat perenang pelatnas kali ini, lebih banyak masih berlatih di Bandung, yaitu Triady Fauzi Sidiq dan Ricky Angga Wijaya. Sedangkan I Gede Siman Sudartawa masih berlatih bersama klubnya Millenium di Jakarta.

BACA JUGA: Inginkan Boaz Kembali ke Timnas

Keberadaan Glenn Victor Sutanto disebut-sebut menjadi salah satu alasan mengapa Jatim juga mengajukan diri sebagai tuan rumah desentralisasi.

Masalahnya, keempat perenang tersebut bakal dioptimalkan untuk turun di nomor beregu, yaitu di estafet 4 x 100 meter gaya ganti putra. Terlepas dari belum adanya keputusan pengganti Indra Gunawan di gaya dada, dengan berlatih terpisah bisa berpengaruh besar pada kekompakan dari estafet andalan Indonesia di SEA Games 2013 lalu itu.

BACA JUGA: Targetkan Piala Soeratin Bulan Juni

Kepada Jawa Pos, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PRSI Heru Purwanto menyatakan bahwa pihaknya masih belum menentukan sikap untuk pilihan format pelatnasnya nanti. Apakah desentralisasi, atau langsung sentralisasi. "Kami hitung dahulu bagaimana untung dan ruginya kedua opsi tersebut," ujarnya, kemarin (20/4).

Heru mengungkapkan, sebelumnya dari pihak PRSI sebenarnya sudah mempunyai rencana untuk membawa perenang pada pelatnas Asian Games ini berlatih dengan sistem sentralisasi di Jakarta. Alasannya, dengan sistem sentralisasi, selain bisa mengompakkan perenangnya di nomor-nomor beregu, juga bisa memudahkan koordinasi dan monitoring.

Namun, ancang-ancang itu belum bersifat keputusan final. PRSI masih akan membahasnya lagi. Heru menyebut keputusan akhir terkait dengan format pelatnas nantinya akan ditentukan dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PRSI bulan depan. "Dari situ nanti bisa diketahui jalan terbaik mana yang akan kami pilih," tegas Ketua Harian Pengprov PRSI DKI Jakarta itu.

Masuknya Jatim sebagai calon tempat desentralisasi untuk pelatnas renang erat kaitannya dengan adanya beberapa perenang di pelatnas Asian Games dan SEA Games 2015 yang hijrah pada saat menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016. Seperti Glenn Victor (pelatnas Asian Games) dan Ressa Kania Dewi (pelatnas SEA Games).

Terpisah, kepala pelatih pelatnas renang Indonesia, Hartadi Nutjojo masih belum tahu berkaitan dengan langkah Jatim itu. Hanya, untuk persoalan itu, dia meminta PRSI untuk berpikir matang-matang.

Bukan hanya untuk Jatim, pun juga untuk program desentralisasi secara keseluruhannya sendiri. "Yang jelas perlu dikaji kembali kelayakannya," tandasnya. (ren)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ultras Berulah, Panpel Bisa Kena Sanksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler