jpnn.com, GORONTALO - Tahun depan, pemerintah berencana menggelontorkan Rp 1 triliun untuk membangun kembali industri kelapa. Targetnya, menggeser India sebagai negara produsen kelapa terbesar.
Ketua Umum HKTI Moeldoko mengatakan, kini para petani kelapa di Indonesia harus optimis untuk membangun kembali industri mereka. Pasalnya, Indonesia mempunya potensi alam luar biasa untuk bisa kembali sebagai penghasil kelapa terbesar.
BACA JUGA: Cerita Mentan Dibantu Moeldoko Jalankan Tugas Sulit Jokowi
"Garis Khatulistiwa yang mempunyai banyak sinar matahari, panjang pantai mencapai 82 ribu kilometer. Industri kepala Indonesia bakal jadi yang terbesar di dunia," kata Moeldoko kepada wartawan di Gorontalo, Senin (27/11).
Menurut mantan panglima TNI itu, ada dua cara untuk memperbaiki industri kelapa di Indonesia, yakni dengan on farm dan off farm. Dalam konteks on farm sudah ada upaya antara pemerintah daerah, masyarakat perkelapaan, pemerhati dan pengusaha dalam meningkatkan pertumbuhan kelapa.
BACA JUGA: Gelar Syukur Panen, Moeldoko Dorong Peran Petani Milenial
"Forum Temu Nasional Pemerhati Kelapa di Gorontalo telah membahas upaya strategis untuk memperbaiki perkelapaan di Indonesia. Dalam konteks on farm ini kita harus membangun secara global industri kelapa dari hulu hingga hilir," ujarnya.
Selanjutnya, imbuh mantan Panglima TNI ini, dalam konteks off farm Indonesia masih ada permasalahan di mana industri hanya menjual kelapa kopra dan minyaknya saja.
BACA JUGA: Begini Cara Moeldoko Semangati Para Petani di Indramayu
Padahal banyak produk-produk berbasis kelapa yang belum dikelola secara maksimal.
"Kelapa bisa diperbaiki produksi dan produknya, kita bisa bicara arang kelapa Indonesia, sabut kelapa Indonesia, kita berbicara mengenai produk kelapa Indonesia yang belum digarap maksimal," jelasnya.
Moeldoko juga mengungkapkan HKTI mempunyai peran dalam membangun kembali industri kelapa di Indonesia melalui beberapa langkah. Yakni melakukan maping industri kelapa, menjembatani pemerintah dengan para petani kelapa dan melakukan partnership dengan para peneliti serta petani dalam mengembangkan teknologi kelapa.
"Saya pernah diskusi dengan profesor kelapa selama 8 jam hanya membicarakan kelapa. Saat ini tidak mau anak muda manjat kelapa jadi dipikirkan kelapa yang rendah dan cepat panen yakni kelapa genjah. Waktu panennya tidak perlu delapan tahun, sekarang tiga tahun sudah panen," demikian Moeldoko. (nes/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Isyarat Moeldoko Bangkit Lagi di Resepsi Kahiyang-Bobby
Redaktur & Reporter : Adil