HMS Minta Pemerintah Hentikan Narasi yang Ciptakan Kepanikan di Masyarakat

Senin, 04 Mei 2020 – 20:58 WIB
Ketua Umum Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center, Hardjuno Wiwoho sela-sela Bakti Sosial di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (4/5). Foto: Humas HMS Center

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS)  Center, Hardjuno Wiwoho meminta pemerintah menghentikan narasi-narasi yang menciptakan kecemasan atau kepanikan baru di masyarakat di tengah upaya memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia.

“Saya kira, setop narasi-narasi yang membuat masyarakat bingung. Bangun optimistis rakyat agar bersama-sama melawan virus mematikan ini,” ujar Hardjuno di sela-sela Bakti Sosial (Baksos) di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (4/5).

BACA JUGA: HMS Center Tidak Hanya Berikan Donasi Senilai Rp 1 Miliar Kepada Warga Terdampak Covid-19

Hardjuno menyampaikan hal itu menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2020 di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (30/4) lalu.

Dalam Musrenbangas yang biasa digelar secara langsung dan terbuka kepada publik ini, Jokowi mengatakan belum ada kepastian COVID-19 ini akan berakhir.

BACA JUGA: Nasir Djamil Mengaku Heran Jika Menuduh Kapolri Jenderal Idham Azis Melangkahi Presiden

Bakti Sosial

Saat bakti sosial, Hardjuno di sela-sela Bakti Sosial (Baksos) di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (4/5), tampak hadir antara lain Ketua Dewan Pembina HMS, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal, politikus senior Lily Wahid, Dosen Universitas Bung Karno (UBK), Aminudin serta Ketua Tim Advokasi Kesehatan HMS Center, D'Hiru.

Kegiatan Baksos HMS Center ini digelar di beberapa titik di wilayah  Jakarta Pusat, yaitu Wilayah Pasar Kembang Cikini, Johar Baru, Cempaka Putih, Salemba dan Rawasari.

Dalam Baksos ini, HMS Center membagikan 2.500 paket Jamu Herbal Kenkona kepada warga yang terdampak Covid-19.

Rencananya, setelah di Jakarta, HMS Center akan menggelar Baksos serupa di Bogor dan Banten.

Menurut Hardjuno, Baksos ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang digelar HMS Center yang senantiasi berkomitmen penuh memihak kepada rakyat.

Selain itu, aksi ini merupakan bentuk dukungan HMS Center kepada pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Indonesia.

"Ini demi kemaslahatan umat. Bagi kami, adalah amanah dan kami berkomitmen penuh untuk menunaikan tanggung jawab ini dengan sebaik-baiknya demi masyarakat Indonesia,” terangnya.

Hardjuno kembali mengingatkan pemerintah agar tidak menebarkan ketakutan kepada masyarakat. Sebab, narasi yang bernada confuse  seperti 'teror' baru bagi rakyat.

Menurutnya, panik atau cemas memiliki peran yang besar dalam menurunkan kekebalan tubuh manusia yang secara otomatis menurunkan kualitas antibodi.

"Ketika ketakutan dan kecemasan muncul maka yang akan terjadi adalah orang menjadi semakin depresi, bingung, dan sebagainya," jelasnya

Dia mengatakan persoalan krusial saat ini bukan terletak pada hadirnya covid-19 di Indoensia, namun justru terletak pada kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menyikapi kondisi bencana nonalam ini.

Oleh karena itu, semestinya, pemerintah membangun narasi yang membangkitkan optimisme masyarakat melawan virus ini.

Apalagi, kondisi sekarang ini, setiap orang akan rentan terkena stres atau kepanikan terkait virus corona ini.

Jika sistem kekebalan tubuh atau sistem imun kuat maka  maka tubuh terlindungi dari serangan virus corono ini.

"Akan tetapi, kalau sistem imun tubuhnya buruk maka sangat mudah terserang berbagai penyakit," terangnya.

Dia berharap pemerintah hanya fokus melakukan pencegahan dan penanganan virus corona ini. Termasuk mempersiapkan kebutuhan pokok masyarakat terdampak selama terjadinya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Penuhi kebutuhan pokok mereka secara layak, agar selama PSBB mereka semua bisa patuh dan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina HMS, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal menilai pemerintah belakangan mulai panik dengan masifnya penyebaran virus corona ini.

Hal ini terlihat dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang kurang tepat dan kurang efektif. Misalnya, dilarang mudik bagi para perantauan, jalanan kota banyak yang di tutup hingga pemudik tidak bisa pulang kekampung halamannya.

Dia mengaku niat pemerintah memang baik yaitu untuk mengurangi penyebaran virus. Namun, perlu dipikirkan secara cermat dampak dari kebijakan itu. "Harus dipikirkan bagaiamana nasib rakyat ketika tetap tinggal di perantauan, tetapi ada kerjaan karena di liburkan. Lantas mereka makan, minum, dan tinggal dimana? Tentu solusinya adalah perlu di subsidi makanan atau sembako. Dan harus dipastikan terdistribusi tepat sasaran dan transparan," tuturnya.

Di tempat yang sama, Ketua Tim Advokasi Kesehatan HMS Center, D'Hiru mengatakan Covid-19 ini  menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Corona virus ini termasuk jenis virus yang cukup cepat persebarannya. Fakta membuktikan hanya dalam waktu singkat banyak terjangkit virus ini. “Jadi, jangan buat panik masyarakat. Kepanikan bisa membuat stres," terangnya.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler