HNW Ajak Pesilat jadi Benteng Bangsa dan Budaya Indonesia

Senin, 18 Februari 2019 – 07:03 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (kiri) bersilaturahmi dengan dengan ratusan jawara, pendekar, dan pesilat dari berbagai perguruan pencak silat tradisional se-Jakarta di Jakarta, MInggu (17/2). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ratusan jawara, pendekar, dan pesilat dari berbagai perguruan pencak silat tradisional se-Jakarta bersilaturahmi di GOR Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta, MInggu (17/2).

Kehadiran mereka, selain untuk mengadakan gebyar budaya, tetapi juga untuk mengikuti Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

BACA JUGA: Umat Islam Indonesia Harus Jaga Warisan Pendahulunya

Dalam acara itu hadir Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW), Ketua Perguruan Silat Beksi Basyir Bustomi, Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah, dan Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Setjen MPR Mohammad Jaya.

Dalam sosialisasi tersebut, HNW mengucapkan terima kasih kepada para jawara, pendekar, dan pesilat yang telah bekerja sama dengan MPR untuk melakukan sosialisasi.

BACA JUGA: Simak! Permintaan Khusus Wakil Ketua MPR Hidayat Kepada Karang Taruna Depok

"Ini merupakan yang keempat kalinya,” ucap Hidayat.

Menurut HNW, selama ini MPR banyak menerima undangan dari berbagai ormas di Jakarta untuk melakukan sosialisasi. "Ini menunjukkan warga Jakarta cinta Indonesia,” ujarnya.

BACA JUGA: Pesan Cak Imin Saat Diskusi Jejak Politik Santri Menyatukan Negeri

Cinta Indonesia, menurut pria yang juga menjadi Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor itu sudah dibuktikan warga Betawi sejak zaman dahulu.

“Kita punya pahlawan nasional dari Betawi, MH Thamrin,” paparnya.

"Dalam cerita Si Pitung juga digambarkan bagaimana sosok dari Betawi anti-penjajahan Belanda,” tambahnya.

Cinta kemerdekaan dan antipenjajahan tidak hanya melahirkan sosok pahlawan, nama Jakarta dikatakan HNW juga menunjukkan arti-kemenangan dari penjajahan.

"Nama Jayakarta disematkan setelah bangsa ini berhasil mengusir penjajahan Portugis dari Jakarta,” ungkapnya. "Ini kota simbol kemenangan dari penjajahan,” kata HNW lagi.

Dari sejarah yang ada, menurut HNW bangsa ini merdeka berkat perjuangan para jawara, pendekar, dan pesilat. Mereka jago bela diri.

Untuk itu dirinya yakin silat akan tumbuh berkembang di Jakarta sebagai sebuah kebudayaan. Dalam konstitusi pun negara wajib untuk mengembangkan kebudayaan nasional.

“Silat salah satu kebudayaan kita,” paparnya.

Oleh sebab itu, menurut Hidayat, negara wajib menjaga dan menumbuhkembangkan olahraga yang mampu menjadi penyumbang medali emas terbanyak dalam Asian Games di Jakarta 2018 itu. "Kebudayaan punya hak untuk berkembang,” tegasnya.

Dirinya yakin berkembangnya silat akan membuat bangsa ini menjadi lebih baik. "Buktinya tidak ada jawara dan pesilat yang mabuk-mabukan,” paparnya.

Pada kesempatan itu, HNW mengajak para pesilat menjadi benteng bangsa dan budaya Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Siti Fauziah menuturkan silat Betawi perlu dipertahankan dan dilestarikan karena kesenian ini tak hanya sekadar tontonan namun juga mempunyai unsur tuntunan. Dirinya senang dalam silat yang berkembang di Jakarta ada regenerasi.

"Terlihat ada para remaja dan anak-anak di sini," ucapnya.

Bagi Siti Fauziah melestarikan kesenian bangsa sangat penting. “Kalau tidak kita siapa lagi,” katanya.

Apa yang dikembangkan perguruan pencak silat Beksi menurut Siti Fauziah sama seperti yang dilakukan MPR. "Beksi mempunyai arti pertahanan dari empat penjuru,” ujarnya.

"Sama seperti MPR yang punya Empat Pilar,” tambahnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Cak Imin Buat Kandidat dan Tim Sukses Jelang Pemilu 2019


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR RI   pesilat  

Terpopuler