jpnn.com, CIBUBUR - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan, hubungan antara Pramuka dan pesantren sudah terjalin sejak lama. Sebelum ada Pramuka, ada gerakan kepanduan berasal dari organisasi Islam yang selanjutnya menjadi cikal-bakal Pramuka.
“Contohnya Hizbul Wathan,” ujar HNW saat Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada 1700 Pramuka yang sedang mengikuti Perkemahan Pesantren Nasional (Perpenas) II yang berlangsung di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, 1 hingga 3 November 2018. Para Pramuka itu merupakan santri dari pesantren yang terhimpun dalam Majelis Pesantren dan Ma’had Dakwah Indonesia (Mapadi).
BACA JUGA: Serap Aspirasi Pakar Untuk Menyempurnakan Tata Negara RI
Diceritakan, semasa dirinya nyantri di Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, ikut dalam kegiatan Pramuka bahkan mempunyai sertifikat sebagai pelatih. Bukti pernah aktif di Pramuka diwujudkan dengan menyanyi Hymne Pramuka. “Pencipta hymne adalah Husein Mutahar, ia seorang habib,” ucapnya.
Dari sinilah, HNW mengatakan, Pramuka bukan hal yang baru bagi Pesantren. Saat ini di lembaga pendidikan Islam itu tak ada yang tak mengadakan kegiatan Pramuka. “Pesantren sangat terbuka bagi kegiatan Pramuka,” ujarnya.
BACA JUGA: Pesawat Lion Air Jatuh, Mahyudin Turut Berdukacita
Sejarah kepanduan yang dilahirkan dari ummat Islam dan keterbukaan pesantren bagi Pramuka, menurut HNW menunjukan antara santri, pesantren, dan Pramuka adalah satu kesatuan. “Untuk itu jangan dipecah belah,” tegasnya. “Jangan menghadirkan konflik di antara mereka,” tambahnya.
Dipaparkan, santri dan Pramuka mengajarkan hal yang sama. Mereka dididik untuk menjadi generasi yang mandiri, pekerja keras, menyukai persahabatan, dan mencintai alam. Untuk itu Perpenas yang diadakan pada awal November diakui sebagai momentum yang tepat apalagi para santri selepas mengikuti Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober dan menjelang Hari Pahlawan 10 November.
BACA JUGA: MPR Menanamkan Nilai-Nilai Empat Pilar di Bumi Reog Ponorogo
Acara itu sebagai bukti hubungan antara pesantren dan santri dengan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah selesai.
HNW mengajak santri yang juga Pramuka ikut mensosialisasikan Empat Pilar. “Ikut mensosialisasikan dengan mengamalkan yang baik”, paparnya. Mengamalkan yang baik dikatakan merupakan tuntunan pesantren. Di pesantren ada penegasan ilmu harus diamalkan. “Bila ilmu tak diamalkan, seperti pohon tanpa buah,” ungkapnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masyarakat Harus Ikut Berpartisipasi Dalam Memilih Pemimpin
Redaktur : Tim Redaksi