jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA, mendorong realisasi pembagian zakat untuk program penyiapan kader-kader ulama.
Khususnya bagi para mahasiswa yang belajar di Perguruan Tinggi Islam (PTI) Timur Tengah.
BACA JUGA: HNW Apresiasi Permintaan Maaf BNPT Kepada MUI
Mereka layak mendapatkan bagian zakat sebagai kelompok fi sabilillah. Yaitu, satu di antara delapan kelompok yang berhak menerima zakat. Apalagi dengan banyaknya ulama yang wafat di masa pandemi Covid-19.
Mengutip pendapat KH Cholil Nafis, pimpinan MUI, sampai akhir 2021, terdapat 900 Kiai, nyai, habaib, dan ulama yang wafat.
BACA JUGA: HNW Minta Pemerintah Tambah Keanggotaan Majelis Masyaikh Ponpes
Yang terakhir, pada Kamis (10/2), Ketua Majelis Fatwa MUI Prof. Dr. KH A. Hasanuddin, MA, juga wafat.
“Apalagi, banyak mahasiswa muslim Indonesia di luar negeri seperti di Pakistan, Yaman, Mesir, Sudan, Maroko, Yordania, Turki yang terdampak Covid-19. Termasuk kondisi ekonomi keluarga yang membiayainya. Saya sering menerima keluhan mereka yang meminta bantuan dan kehadiran negara di tengah kesulitan,'' ujar Hidayat.
BACA JUGA: HNW dan Ormas Islam Mengkritik Radikalisme Dikaitkan dengan Masjid dan Pesantren
Karena itu, Hidayat mendorong agar ada peningkatan alokasi dana zakat bagi para mahasiswa tersebut dalam rangka kaderisasi ulama.
Selain itu, menjaga kesinambungan peran para ulama agar pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa tetap terus terjaga.
Hal itu dikatakan Hidayat setelah rapat kerja Komisi VIII dengan Baznas dan Badan Wakaf Indonesia pada Senin (14/2).
Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini menerangkan, sejak Rapat Kerja Komisi VIII dengan Menteri Agama pada 8 April 2020, dirinya menyampaikan usulan tersebut.
Sudah ada keputusan yang disepakati untuk membantu mahasiswa Indonesia di Perguruan Tinggi Agama Luar Negeri karena mereka juga terdampak Covid-19.
HNW, sapaan akrab Hidayat Nur Wahid, menyambut baik adanya program Beasiswa Cendekia Luar Negeri dan Kaderisasi 1.000 ulama dari Baznas yang sudah disalurkan ke Malaysia, Mesir, dan India.
Namun, jumlah penerimanya masih jauh di bawah 1.000 sebagaimana judul program yang dicanangkan.
Karena itu, HNW berharap Baznas dan Lembaga Amil Zakat lain yang bernaung di bawah Kementerian Agama juga turut menyukseskan program dan keputusan tersebut.
Apalagi, dana ziswaf yang dikumpulkan sepanjang 2021 mencapai Rp 14,1 triliun.
“Sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Jakarta II meliputi luar negeri, saya menerima banyak aspirasi dari mahasiswa PTI luar negeri, khususnya Timur Tengah,'' ucapnya.
HNW Kembali mengusulkan agar program bantuan pendidikan sebagai bagian dari distribusi zakat untuk mahasiswa jurusan agama di PTI luar negeri untuk segera diprioritaskan pada tahun anggaran 2022.
HNW meminta agar Baznas mewujudkan dan menyukseskan program yang mencetak para kader ulama tersebut.
Misalnya, meningkatkan prioritas alokasi untuk mahasiswa calon ulama di berbagai perguruan tinggi di Timur Tengah.
Beasiswa cendekia luar negeri hanya diberikan kepada 467 orang dengan anggaran Rp 4 miliar.
Sementara itu, program kaderisasi ulama hanya diberikan kepada 30 orang dengan anggaran Rp 711 juta.
Artinya, keberpihakan bagi para pelajar Islam di luar negeri sebagai penerus para ulama tidak mencapai 1 persen dari total penyaluran dana ZIS Baznas Pusat.
''Keberpihakan ini harus ditingkatkan. Misalnya, program kaderisasi seribu ulama harusnya diberikan kepada ratusan santri/pelajar setiap tahun,'' ujar HNW.
Dengan begitu, manfaat penyaluran dana ZIS dirasakan langsung oleh masyarakat Sehingga meningkatkan kepercayaan umat dan menguatkan citra kelembagaan Baznas. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi