HNW Sebut Perjuangan dan Pengorbanan Para Pahlawan Pelajaran Bagi Generasi Muda

Senin, 05 April 2021 – 12:58 WIB
HNW menegaskan, Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II Raja ke-12 Kesultanan Siak, memiliki tempat tersendiri di hati bangsa Indonesia. Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, INDRAGIRI HULU - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA, menegaskan, Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II Raja ke-12 Kesultanan Siak, memiliki tempat tersendiri di hati bangsa Indonesia.

Berkat perjuangan dan pengorbanannya, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, makin bermakna.

BACA JUGA: HNW Minta Kemlu Beri Perlindungan Ekstra Kepada WNI di Luar Negeri

HNW memaparkan, beberapa bulan setelah Proklamasi, Sultan Syarif Kasim II berkirim kabar kepada Bung Karno.

Pada saat itu Sultan Syarif Kasim II menyatakan diri bahwa kesultanan yang dipimpinnya siap bergabung bersama NKRI. Bahkan, Sultan Syarif juga merelakan wilayah kerajaannya menjadi bagian dari Negara Kesatuan Rebupblik Indonesia.

BACA JUGA: HNW Sebut Payung Hukum PPHN Masih Jadi Perdebatan

Sultan Syarif Kasim juga menyerahkan mahkota kerajaan yang berhias batu permata. Serta menyumbang dana sebesar 13 juta Golden setara dengan Rp 1 triliun untuk pemerintah Indonesia. Tak hanya itu, dia juga mengajak raja-raja di Sumatera Timur untuk mendukung NKRI.

"Sebelum proklamasi, Sultan Syarif dikenal sebagai pendukung kemerdekaan. Ia kerap membantu para pejuang. Ia juga membangun masyarakatnya melalui pendidikan. Pada 1917 Sultan Syarif mendirikan madrasah Taufiqiyah Al Hasyimiah. Kemudian pada 1926 beliau juga mendirikan sekolah khusus untuk perempuan," kata HNW.

Mengingat jasa-jasanya yang begitu besar, HNW menyebutkan, pantas jika bangsa Indonesia memberikan penghargaan kepada Sultan Syarif, meski saat ini namanya sudah diabadikan menjadi nama bandara Internasional di Pekanbaru.

"Dalam arti yang lebih luas, bukan hanya ekonomi, Sultan Syarif adalah teladan. Ia adalah tokoh daerah yang berhasil membangun wilayahnya, kemudian berkontribusi membantu melakukan pembangunan di pusat. Ini harus menjadi panutan bagi kita semua, khususnya generasi muda. Tokoh-tokoh daerah, itu mereka terdidik, lalu menjadi aktifis, dan terpanggil untuk mengabdi kepada bangsa dan negara," ujar HNW.

Sesungguhnya, kata Hidayat banyak pejuang yang asalnya adalah putra-putri daerah lalu mereka pergi ke ibu Kota untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar membantu pelaksanaan pembangunan nasional.

Praktik seperti, ini ditunjukkan oleh para pejuang yang tergabung dalam BPUPK, PPKI hingga Panitia Sembilan.

Dikalangan anggota perlemen misalnya, dikenal sosok M. Natsir, Ketua Fraksi Partai Masumi yang berhasil mengembalikan Indonesia dari RIS menjadi NKRI.

"Seperti beberapa tahun sebelumnya, PKS baru memperingati kembalinya NKRI berkat Mosi Intergral Natsir pada 3 April 1950. Peristiwa ini sangat penting dan strategis bagi bangsa Indonesia, karena cita-cita kemerdekaan Indonesia terselamatkan berkat kembalinya NKRI," kata Hidayat menambahkan.

Sementara itu, anggota MPR F PKS H. Syahrul Aidi Maqzat, Lc, M.A, menyampaikan saat ini dunia termasuk Indonesia berada pada era disrupsi atau percepatan.

ada era ini kompetitor usaha muncul dengan sangat cepat. Karena itu, lanjut dia, masyarakat dituntut memproduksi sendiri kebutuhan yang diperlukan agar bisa meningkatkan kesejahteraan. Karena kalau kebutuhan tersebut masih dipenuhi orang lain, niscaya kita akan terus terjajah.

"Tidak usah berfikir soal mobil atau kendaraan. Cukup kebutuhan kita sehari hari. Apa yang dimakan dan dipakai, itu perlu kita cukupi sendiri," kata Syahrul Aidi menambahkan.

Potensi yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sendiri kata Syahrul sangat besar. Apalagi saat ini ada jaringan yang sangat luas seperti di Kemendes dan Bumdes. Dan itu harus dimanfaatkan dengan sebaik baiknya.

Seperti diketahui, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, saat menjadi pembicara pada acara Temu Tokoh Nasional, kerjasama MPR dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Rengat, Indragiri Hulu Provinsi Riau. Acara tersebut berlangsung di Wisma Happy, Pematang Reba, Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Minggu (4/4).

Tema yang dibahas pada acara tersebut adalah Membangkitkan Kemandirian Ekonomi Berbasis Desa. Selain HNW Temu Tokoh Nasional, itu juga menghadirkan anggota MPR F PKS H. Syahrul Aidi Maqzat, Lc, M.A. sebagai pembicara pendamping. (jpnn) 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
HNW   MPR RI   Pahlawan   PKS  

Terpopuler