HNW: Tuntun Mereka yang Salah Mengartikan Islam dan Indonesia

Sabtu, 14 November 2020 – 21:27 WIB
Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA menjadi pembicara secara daring pada acara Temu Tokoh Nasoional /Kebangsaan, kerja sama MPR RI dengan BKPRMI Kota Metro, Lampung Sabtu (14/11). Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, LAMPUNG - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA mengatakan kerukunan dan persatuan yang dicita-citakan seluruh bangsa Indonesia masih kerap terganggu.

Sosok yang karib disapa Ustaz HNW itu mengatakan penyebabnya adalah adanya sebagian masyarakat yang masih terus menyimpan sikap Islamophobia dan Indonesiaphobia di dalam hati mereka.

BACA JUGA: Hidayat Nur Wahid: Teladani Keterpelajaran Bapak Bangsa

Padahal, lanjut HNW, baik Islamophobia maupun Indonesiaphobia, masing-masing berpotensi mencabik kerukunan dan persatuan. 

Menurut HNW, kriminalisasi yang sering menimpa para ulama, adalah salah satu bukti bahwa Islamophobia masih tumbuh subur di bumi Indonesia.

BACA JUGA: Hidayat Nur Wahid: Semua Pancasila, Tidak Ada yang Radikal

Mereka beranggapan bahwa Islam dan Indonesia tidak ada hubungannya. Mereka juga berkeyakinan bahwa para tokoh umat Islam diuntungkan karena kapasitasnya sebagai kelompok  mayoritas. Padahal, peran dan jasanya tidak sepadan dengan keistimewaan yang dinikmati. 

"Ini adalah penilaian yang keliru, lantaran kurang mempelajari sejarah," kata HNW secara daring pada acara Temu Tokoh Nasional / Kebangsaan, kerja sama MPR RI dengan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Metro.

BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Kecam Sikap Presiden Prancis soal Kartun Nabi Muhammad 

Acara berlangsung di Barakah Meeting Point (BMP) Jalan AH Nasution Nomor 185, Yosodadi, Kecamatan Metro Timur,  Kota Metro, Provinsi Lampung, Sabtu (14/11).

Akibatnya, Hidayat melanjutkan, mereka  tidak mengetahui betapa besar pengorbanan dan keterlibatan ulama serta umat Islam dalam perjuangan Indonesia.

"Ketidaktahuan terhadap sejarah serta jasa para ulama pada NKRI  harus segera diluruskan agar kebencian itu tidak makin berbahaya, menjadi bara dalam sekam," ungkap HNW.

Menurut HNW, pelurusan juga perlu dilakukan terhadap umat Islam yang masih memelihara sikap  Indonesiaphobia.

Seperti Islamophobia, kata dia, Indonesiaphobia juga muncul karena ketidakpahaman pada sejarah.

Selain itu, lanjut HNW, juga dikarenakan keterbatasan dalam memahami ajaran agama yang benar.

Menurutnya, itulah membuat mereka beranggapan bahwa kelompok lain yang tidak sependapat sebagai kafir, bid'ah dan thagut.

Padahal, ujar HNW, NKRI adalah hasil jihad dan ijtihad para ulama. Karena itu, lanjut dia, sudah seharusnya umat Islam menjaga dan mempertahankan NKRI  dengan baik, bukan malah mengabaikan apalagi merusaknya. 

"Baik kelompok yang Islamophobia maupun Indonesiaphobia, keduanya harus diluruskan agar tidak mengulangi kesalahan. Sebagai mualaf Pancasila dan mualaf NKRI keduanya patut dituntun agar bisa lebih memahami Islam dan Indonesia dengan  baik dan benar," ungkap HNW.

Lebih lanjut, HNW tidak lupa pula mengimbau masyarakat agar menggunakan hak pilihnya secara bijaksana di Pilkada Serentak 2020 pada 9 Desember 2020 nanti. Ia mengimbau masyarakat memilih calon yang jelas asal-usul dan pemikirannya.

Ia mengingatkan jangan memilih calon pemimpin yang tidak jelas kemampuan dan rekam jejaknya.

"Jangan menukar hak pilih dengan sesuatu yang murah, karena kerugian dan penyesalannya harus ditanggung selama lima tahun," ungkap HNW.

Selain HNW, acara tersebut juga menghadirkan dosen Ekonomi Syariah IAIN Metro Dharma Setiawan, MA selaku pembicara pendamping. 

Ikut hadir pada acara tersebut, Ketua BKPRMI Kota Metro Hadi Kurniadi, ST, MT dan tokoh masyarakat Kota Metro Ustaz Nasriyanto. (rls/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler