jpnn.com, JAKARTA - Direktur Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, ada beberapa efek yang ditimbulkan akibat penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet dianiaya.
Menurutnya, kegaduhan itu memicu konflik antara kubu petahana yakni Jokowi - Ma'ruf dengan kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
BACA JUGA: Alasan Inggrid Kansil Unggah Foto Ratna Sarumpaet
"Karena selain public figure, Ratna Sarumpaet juga salah satu Tim Kampanye Pemenangan Capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," ujar Karyono dalam FGD yang diselenggarakan Forum Indonesia Muda Cerdas (FIMC) di Jakarta, Sabtu (6/10).
Apalagi kebohongan Ratna Sarumpaet mendapat tanggapan reaktif dari capres Prabowo Subianto, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, dan sejumlah tokoh politik lain.
BACA JUGA: Chua Kotak Beri Dukungan untuk Atiqah Hasiholan
Menurut Karyono, tanggapan para tokoh politik membuat suasana semakin tidak kondusif. Padahal, pemerintah sedang bekerja keras menanggulangi pemulihan pascagempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
"Ini melahirkan dugaan bahwa tindakan demikian ada niatan akan memperkeruh suasana Negara menjelang pesta Demokrasi pada Pilpres 2019 dan itu tentu harus diantisipasi," ungkap dia.
BACA JUGA: Sepertinya Akan Ada Jebakan bagi Jokowi
Selain itu, Karyono melihat kasus itu memberikan efek tersendiri bagi generasi milenial. Mereka dapat merasa telah dibohongi oleh tokoh-tokoh politik dan semakin membuat negara gaduh.
"Jutaan generasi muda yang melek digital pun merasa dibohongi oleh beberapa public figure, tokoh politik bahkan sekelas anggota Legislatif DPR RI yang turut serta membuat gaduh negara dengan turut serta menyebarkan berita hoaks yang sesat dan menyesatkan," pungkasnya.(mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Respons Polisi Soal Ratna Sarumpaet Minta Jadi Tahanan Kota
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh