jpnn.com - Setelah kasus rendang babi dan nasi uduk babi muncul kasus promo minuman alkohol yang dikaitkan dengan nama ‘’Muhammad’’ dan’’Maria’’.
Kafe Holywings di Kebayoran Baru, Jakarta menyebarkan promo melalui medsos untuk memberi diskon khusus minuman beralkohol bagi pengunjung yang punya dua nama itu.
BACA JUGA: Imbauan Polisi Tak Diindahkan, GP Ansor Pengin ke Holywings Lagi, Polda Metro Geram
Banyak beredar promo yang berhubungan dengan nama seseorang. Misalnya, seseorang yang bernama Agus akan mendapat diskon khusus atau pelayanan gratis oleh sebuah produk pada bulan Agustus.
Promosi semacam ini termasuk kreatif, cerdas, dan bisa mengundang senyum karena ada unsur humor.
BACA JUGA: Pernyataan Tegas Kemenag Ini Perlu Diketahui Bos HolywingsÂ
Kreativitas dalam promosi marketing sangat penting. Ide-ide yang nyeleneh dan out of the box dalam periklanan akan banyak menarik perhatian audiens dan berujung pada keputusan audiens untuk membeli sebuah produk.
Peristiwa kejahatan yang menakutkan justru bisa menghasilkan kreativitas yang hebat ketika dikelola dengan benar dan cerdas.
BACA JUGA: Holywings Sudah Melecehkan Islam, Apakah Izinnya Berani Dicabut Anies?
Suatu ketika pada 2010, Bernie Ecclestone yang ketika itu menjadi CEO Formula 1 dirampok ketika sedang berjalan di dekat kantornya di London.
Empat pria merampas uangnya dan merebut arloji yang dipakainya. Ecclestone berusaha melawan, tetapi dia tidak berdaya. Dia digebuki oleh para perampok sampai mukanya lebam-lebam dan mata kirinya bengkak menghitam seperti kacamata Rayban.
Arloji milik Ecclestone yang dirampok harganya sekitar 200.000 poundsterling atau setara dengan Rp 4 miliar.
Arloji merek Hublot buatan Prancis itu termasuk arloji mahal karena desainnya yang khusus dan brandnya yang sudah mendunia.
Ecclestone masuk ke kantornya dengan muka lebam dan berdarah. Alih-alih lapor polisi, Ecclestone malah menelepon CEO Hublot Jean Claude Biver dan menceritakan kejadian nahas itu.
Tak lupa Ecclestone mamamerkan foto mukanya yang bengap-bengap dan berdarah sambil memberi catatan, ‘’See what people will do for a Hublot’’, lihat apa yang dilakukan orang-orang untuk mendapatkan Hublot.
Ecclestone bukan ingin komplain, tetapi malah memberi ide cemerlang kepada Biver.
Dua orang CEO itu kemudian menyepakati ide nyeleneh tetapi brilian untuk menjadikan peristiwa kejahatan itu sebagai materi iklan produk jam tangan Hublot dan menjadikan Ecclestone sebagai bintang iklan dadakan.
Tidak pakai menunggu lama, iklan baru Hublot muncul dengan wajah Ecclestone yang porak-poranda disertai narasi ‘’See what people will do for a Hublot’’.
Iklan itu langsung meledak dan jam tangan Hublot laris manis di pasaran. Hublot juga menjadi sponsor dalam rangkaian balapan Formula 1.
Pada 2021, Direktur Utama Garuda Ari Ashkara ditangkap karena menyelundupkan motor Harley Davidson dan sepeda pancal merek Brompton dari Prancis.
Ari Ashkara dipecat, diadili, dan divonis satu tahun penjara dengan denda Rp 300 juta.
Ternyata, Ari secara tidak sengaja malah menjadi bintang iklan gratisan bagi produk sepeda Brompton.
Tanpa memasang iklan satu biji pun di media, penjualan Brompton meningkat tajam di Indonesia.
Orang berebut mencari merek Brompton yang mendadak menjadi brand sepeda paling top di Indonesia.
Harga dan gengsi sepeda itu meroket. Brompton jenis superlight seperti yang diselundupkan Ari Ashkara harga normalnya sekitar Rp 70 juta bisa melonjak sampai seratus juta.
Orang-orang berebut sampai harus inden beberapa bulan dan banyak yang langsung membeli dari distributor di Singapura atau membeli langsung ke produsen di Inggris.
Sepeda lipat ini sudah tergolong sebagai barang bergengsi di kalangan penggemar sepeda.
Namanya makin terkenal dan makin diburu orang setelah muncul kasus penyelundupan di Garuda.
Orang memakai Brompton bukan karena kenyamanan, tetapi karena prestise.
Karena produk ini digandrungi orang dan susah dicari di pasaran akhirnya produk ini menjadi sasaran kejahatan pencuri atau pembegal.
Dalam beberapa tahun ini olahraga bersepeda makin populer. Selama pandemi orang banyak memilih sepeda sebagai sarana olahraga.
Akan tetapi, bersamaan dengan itu makin banyak kejahatan jalanan bermunculan termasuk pembegalan terhadap pesepeda yang memakai Brompton.
Banyak pesepeda Brompton yang menjadi korban kejahatan, sepedanya dirampas dan korban cedera karena jatuh dari sepeda.
Akan tetapi, sejauh ini tidak ada korban yang punya ide untuk menjadi bintang iklan ala Bernie Ecclestone.
Mungkin korban begal bisa mengirim foto ke bos Brompton dengan melengkapi narasi ‘’Look what happen when you ride a Brompton’’. Siapa tahu bisa jadi bintang iklan dadakan.
Tidak ada iklan semacam itu karena pasti kena sanksi hak cipta oleh Hublot. Pamor Brompton beberapa waktu terakhir juga mulai meredup dan harganya sudah kembali ke normal dan bahkan harganya sudah turun dari harga normal.
Banyak iklan-iklan ekstrem yang dibuat untuk menarik perhatian target market.
Akan tetapi, apa yang dilakukan Holywings tidak sensitif dan kebablasan. Mengaitkan nama Nabi Muhammad dan Maria dengan promo alkohol akan sangat mudah memantik protes besar dari sekalangan umat beragama.
Muhammad adalah nabi yang sangat dihormati dalam Islam. Maria dalam Islam dikenal sebagai Maryam ibunda Nabi Isa yang dihormati sebagai wanita mulia karena melahirkan Nabi Isa tanpa berhubungan dengan seorang pria. Dalam tradisi Nasrani, Maria dianggap sebagai perawan suci yang sangat dihormati.
Sekelompok aktivis Pemuda Ansor DKI mendatangi Holywings di Kebayoran Baru, Jumat (24/6) dan menempelkan sejumlah poster protes dan tuntutan agar kafe ini ditutup.
Tuntutan lebih keras muncul agar izin operasional kafe ini dicabut karena pelanggaran ini dianggap serius. Polisi sudah menetapkan 6 orang pengelola kafe sebagai tersangka.
Beberapa hari sebelumnya, pemerintah DKI mencabut izin sebuah rumah yang menyelenggarakan acara ‘’Bungkus Night’’ yang dianggap sebagai prostitusi terselubung.
Para pengunjung spa akan diberikan layanan khusus oleh pelayan spa yang kemudian bisa ‘’dibungkus’’ dengan biaya tertentu.
Polisi bertindak dengan menangkap lima orang penyelenggara acara sebagai tersangka.
Pemerintah DKI bertindak cepat dengan mencabut izin operasional spa itu. Seorang anggota DPRD DKI menengarai prostitusi terselubung di Jakarta menjadi fenomena gunung es yang tidak mudah diatasi.
Acara-acara semacam Bungkus Night banyak bermunculan di berbagai tempat hiburan malam dengan berbagai format yang berbeda.
Ketika kasus rendang babi menjadi heboh ada yang membela dengan menganggapnya sebagai strategi marketing.
Ada yang menganggapnya sebagai kreatifitas karena rendang tidak bisa diasosiasikan dengan agama dan tradisi tertentu secara eksklusif.
Gus Miftah, seorang pendakwah dari Jogja mengajukan pertanyaan bernada sarkastis, ‘’sejak kapan rendang punya agama’’.
Pertanyaan yang semula dimaksudkan sekadar slengekan memantik reaksi serius dari Ustaz Adi Hidayat (UAH) yang menyebut bahwa rendang punya agama sejak batik, angklung, dan reog punya kewarganegaraan.
UAH menganggap rendang sebagai bagian dari budaya yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat etis Minangkabau yang muslim.
UAH juga mengatakan bahwa batik tidak bisa dipisahkan dari budaya masyarakat Indonesia yang sejak awal menjadikan batik sebagai identitas nasional.
Gus Miftah sudah meminta maaf kepada masyarakat Minangkabau atas pernyataannya itu.
Kreativitas tentu menyentuh batasnya ketika sudah menyenggol agama dan etika.
Kalau kreativitas dibiarkan bablas, nanti ada yang bertanya pula ‘’sejak kapan alkohol punya nabi’’. (*)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror