Homestay Bromo, Tengger, dan Semeru Makin Menggeliat

Rabu, 01 Maret 2017 – 22:32 WIB
Arief Yahya. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Percepatan pembangunan homestay di salah satu destinasi prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mengalami perkembangan signifikan.

Salah satunya di daerah Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur.

BACA JUGA: Agung Podomoro Tawarkan Superblok Lengkap, Akses Oke

Seperti diketahui, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu telah menetapkan sepuluh destinasi prioritas yang biasa dipanggil dengan 10 Bali Baru.

Yakni Danau Toba (Sumatera Utara),  Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo-Tengger-Gunung Semeru (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara) dan Tanjung Kelayang (Belitung).

BACA JUGA: Terapkan Bunga Ringan Sepanjang Masa Pinjaman

”Sejauh ini yang sudah terlapor terbangun sekitar 135 homestay, jelas ini kabar menggembirakan bagi destinasi Bromo dan sekitarnya, dan ini proses pembangunannya masih terus berjalan,” ujar Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restaurant Republik Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Djamaluddin.

Pria yang biasa disapa Pakde Yoyok ini mengatakan, menjamurnya homestay yang ada di Bromo dan sekitarnya diharapkan menjadi momentum untuk semua pihak bersinergi dalam membangun pariwisata Indonesia.

BACA JUGA: Agung Podomoro Bangun Apartemen, Termurah Rp 198 Juta

”Jadi selain bersaing dengan sehat, tentunya juga bersinergi dengan baik dalam melayani wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Tentunya dengan aturan dan koridor yang jelas yang sudah ditentukan,” ujar Pakde Yoyok.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Society of Bromo itu menambahkan, karena dengan adanya Homestay, nantinya hotel-hotel yang ada di sekitar Bromo dapat mengakomodasi semua keperluan dan permintaan yang datang.

”Contohnya jika memang ada rombongan besar yang datang dan memerlukan kamar banyak, tentu keberadaan homestay sangat membantu hotel. Ini yang dibilang sinergitas yang positif. Namun semua harus berjalan dengan aturan yang baik,” kata dia.

Menurut Pakde Yoyok, ke depan sebaiknya ada suatu kepastian peraturan dan kewenangan yang bisa menjadi kerangka acuan yang terorganisasi dan tertib.

”Nantinya instansi terkait terus mensosialisasikan kepada asosiasi maupun pelaku wisata Bromo dan terus membenahi kekurangannya agar masa depan pariwisata di Bromo terus menjadi lebih baik. Termasuk terkait dengan homestay,” ujar pria yang juga sesepuh Gunung Bromo itu.

Apa yang dilakukan Pakde Yoyok dan seluruh komponen pariwisata di Bromo-Tengger-Semeru memang sesuai dengan instruksi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Menpar memang menargetkan setiap destinasi prioritas mendirikan homestay sebanyak seribu unit tiap destinasi.

Artinya, ada sepuluh ribu homestay di sepuluh detinasi prioritas pada 2019 mendatang.

Arief pun optimistis bisa mengejar target tersebut. Selain menargetkan jumlah kunjungan wisman sebesar 20 juta pada 2019, Presiden Jokowi juga meminta Arief untuk membangun sepuluh destinasi prioritas hingga membangun seratus ribu homestay.

”Selain itu tentunya ke depannya desain homestay yang ada harus  mampu meningkatkan amenitas fasilitas pariwisata yang ada, dan bisa melayani wisatawan dengan baik," kata Arief.

Homestay juga menjadi salah satu capaian prioritas pada 2017. Seperti diketahui, pekerjaan fundamental Arief soal branding dan advertise sudah tuntas pada 2016.

Next step adalah selling! Mengejar target Presiden Joko Widodo yang mematok di angka 20 juta pada 2019, yang dimulai dengan 15 juta pada 2017.

Kemenpar pun harus berjibaku menaikkan performance dengan growth 25 persen wisman, di tengah pertumbuhan global 4,4 persen dan regional ASEAN 5,1 persen.

Dan, di dunia, tidak ada sejarah sebuah negara sanggup menaikkan kunjungan wisman hingga seratus persen lebih dalam lima tahun.Tidak banyak orang yang pede dengan angka proyeksi itu.

Bahkan ada yang mempelesetkan bahwa target optimistic itu terlalu optimis. Ada yang menyebut mission impossible. 

Tetapi, sebagai fighter, Arief harus mengubah asumsi itu menjadi mission “in-possible!”

Dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Rabu 21 Desember 2016, mantan Dirut PT Telkom itu pun mengeluarkan tiga jurus andalannya. Yakni go digital, air connectivity dan homestay desa wisata!

“Ingat! Hasil yang luar biasa hanya bisa dicapai dengan cara yang tidak biasa!” sebut Arief.

Selain itu, kata Menpar, syarat menuju ke sana, harus ada 3S, corporate culture Kemenpar, yakni 3S, solid, speed, spread. Harus kompak, harus cepat dan impact bisnisnya bisa besar.

Tiga poin penting menjadi pegangan semua tim Kemenpar untuk melangkah di kuartal pertama 2017.

Tiga hal itu akan diselaraskan dengan kapasitas destinasi di tiga greaters (Bali, Jakarta, Kepri) serta sepuluh top branding dan sepuluh top destinasi sebagai Bali Baru. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPR Mikro Khusus Penjual Bakso, Tukang Cukur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
properti  

Terpopuler