Honorer Tentukan Sikap Politik, Pilih Jokowi atau Prabowo?

Selasa, 30 Oktober 2018 – 22:39 WIB
Massa aksi honorer K2 membawa berbagai poster sebagai bentuk aspirasi untuk pemerintah, saat unjuk rasa di depan Istana, Selasa (30/10). Foto: M Fathra/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kecewa karena perwakilan honorer K2 tidak ditemui oleh Presiden Joko Widodo di Istana, Ketua Umum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih mulai melontarkan ancaman.

Dari mobil komando saat aksi demonstrasi besar-besaran honorer K2 di depan Istana Merdeka, Selasa (30/10), Titi menyampaikan orasi berapi-api.

BACA JUGA: Logistik Terbatas, Massa Honorer K2 Bertahan di Depan Istana

Bahkan massa yang masih berkumpul mendengarkan orasinya kembali bersemangat.

"Besok saya akan lakukan, saya akan berpidato politik, kalau memang besok tidak ada kejelasan dari pemerintah. Siap semua teman-teman, membuat posko-posko, siap untuk memenangkan. FHK2I mau tidak mau harus mengambil sikap politik karena kita punya massa," teriak Titi.

BACA JUGA: Malam Ini, Honorer K2 Tidur di Jalanan Depan Istana

Orasi bernada ancaman pada pemerintahan Jokowi, disampaikan Titi setelah mereka memutuskan bermalam di sekitaran Monas, untuk kembali melanjutkan aksi pada esok hari, Rabu (31/10).

Hanya saja Titi belum menyebut secara eksplisit bahwa kandidat yang akan didukung FHK2I di Pilpres 2019 adalah penantang Jokowi.

BACA JUGA: Ketum FHK2I: Teman-teman Siap Berjihad Malam Ini?

"Massa FHK2I paling sedikit dua juta. Jadi kita tidak main-main. Ini adalah resmi akan saya ambil," tegas Titi disambut riuh massa aksi.

Bahkan, mayoritas dari peserta aksi langsung mengacungkan dua jari yang identik dengan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Maka dari itu, sekarang kita akan ambil kesepakatan bersama, kalau hari ini teman-teman bertahan di sini, bus dalam keadaan kosong, besok saya akan lakukan plan kedua. Tapi kalau hari ini teman-teman tetap meninggalkan tempat, berarti ini selesai," tuturnya.

Ya, setelah tidak diterima oleh Jokowi, massa aksi sempat kurang bersemangat. Termasuk soal komitmen akan menginap di depan Istana, kawasan Monas untuk melanjutkan aksi besok.

"Maka dari itu, kita harus benar-benar berkomitmen. Ini jihad. Jihad tidak boleh takut apa pun, enggak usah takut tidak makan di Jakarta," lanjut Titi.

Selain keputusan massa aksi bermalam di Jakarta, Titi juga menyampaikan bahwa masing-masing koordinator wilayah FHK2I akan memerintah seluruh anggotanya untuk satu perintah, tidak masuk kerja pada Rabu besok.

"Kita sudah tidak ada waktu lagi untuk berpikir panjang. Di samping itu, di kala kita berjuang di sini sampai besok, di daerah pun tidak ada satu pun yang berangkat kerja. Kita saling bahu membahu di seluruh Indonesia, dari kita untuk kita oleh kita," sebut perempuan berhijab itu.

Dengan kesepakatan bermalam di Jakarta, FHK2I ingin memberikan waktu pada pemerintah mengabulkan tuntutan honorer K2 di seluruh Indonesia.

Bahkan dia menyebutkan siap untuk melakukan komitmen lagi dengan pemerintah mengenai kejelasan status K2.

"Namun ketika tidak ada keputusan, saya akan ambil sikap yang tadi saya bilang. Saya akan berpidato politik dan kita akan membuat kesepakatan, membuat posko pemenangan di seluruh wilayah tanah air, agar calon presiden yang nanti akan kita usung harus menang. Ini yang akan saya lakukan," tandasnya.(fat/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluar Istana, Wakil Honorer K2 Menangis Bawa Berita Duka


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler