Horta Hanya Setuju untuk Transit

Kamis, 08 Juli 2010 – 14:31 WIB
SUAKA - Salah satu perahu sarat penumpang imigran pencari suaka asal Sri Lanka. Foto: Dalje.com/Timorhauniandoben.blog.
SYDNEY - Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta angkat bicara terkait dengan rencana pembangunan Pusat Suaka Regional di wilayahnyaKemarin (7/7) pemimpin 60 tahun itu membenarkan klaim Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard soal dukungannya

BACA JUGA: Mike Tyson Umrah, Menangis di Masjid Nabi

Namun, sikap Horta itu ditentang keras kubu oposisi.

"Kami memang sudah membahas proposal tersebut dan sedang membicarakan lebih lanjut detailnya," ujar penerima Nobel Perdamaian 1996 itu seperti dilansir Associated Press.

Secara prinsip, Horta mendukung penuh ide pendirian Pusat Suaka Regional tersebut
Tapi, pemerintah Australia harus benar-benar bisa menjamin para pencari suaka itu sekadar transit di Timor Leste.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya sedang membahas gagasan tersebut dengan jajaran pemerintahannya

BACA JUGA: Australia Tampung Pencari Suaka di Timor Leste

Konon, Horta hanya akan merestui berdirinya Pusat Suaka Regional itu jika mendapatkan lampu hijau dari parlemen
Terutama, dukungan dari PM Xanana Gusmao yang merupakan kepala pemerintahan

BACA JUGA: Dua Menteri Prancis Berhenti

Sebab, sebagai kepala negara, dia tidak memiliki wewenang dalam pemerintahan.

Dalam wawancara dengan stasiun TV ABC, Horta mengatakan tidak rela jika Australia menjadikan negerinya "penjara pulau"Karena itu, dia mengharapkan para pencari suaka itu diberi batasan waktu untuk transit di Timor Leste"Saya tidak akan bisa mengabaikan mereka yang lari dari kekerasan di Afghanistan atau dari mana punTapi, saya tidak mau negeri ini (Timor Leste, Red) menjadi tempat pelarianMenjadi penjara pulau," tandasnya.

Dia berharap, dengan transit di Timor Leste, para pencari suaka bisa mengawali hidup baru dengan lebih tenangTidak perlu berdesakan di rumah-rumah tahanan atau tempat penampungan imigran di Negeri Kanguru"Untuk sementara waktu, Timor Leste bisa menjadi negara ketiga bagi para pencari suaka Australia," kata presiden ke-2 Timor Leste itu.

Namun, Wakil PM Timor Leste Jose Luis Guterres menyangsikan kemampuan negerinya menampung para pencari suaka, walau hanya sementaraMenurut dia, pembangunan pusat suaka seperti yang diusulkan Gillard membutuhkan biaya besarSebab, selain pusat suaka, para imigran membutuhkan tempat tinggal, pangan, dan sandangBegitu juga layanan kesehatan dan bekal keterampilan.

"Saya tidak yakin Timor Leste bisa mengelola pusat suaka seperti itu," ungkap GuterresMeski PBB tidak lepas tangan dan Australia menjanjikan bantuan keterampilan dan logistik lainnya, dia tetap ragu Timor Leste yang baru berumur 8 tahun mampu mengemban tanggung jawab besar seperti ituApalagi, sebelumnya rancangan serupa pernah diajukan mantan PM Australia John Howard dan ditolak.

Guterres yakin, rakyat Timor Leste tidak akan mendukung rencana tersebut"Sudah terlalu banyak masalah yang membebani masyarakat kamiKarena itu, tidak bijak rasanya jika pemerintah atau seorang politikus negeri ini membawa masalah atau isu yang jelas bakal semakin memberatkan rakyat," paparnya, seperti dilansir Agence France-Presse kemarin.

Sikap Guterres itu dibenarkan Arsenio Bano, anggota parlemen dari Partai FretilinDengan tegas, tokoh oposisi itu menentang keras rencana pendirian Pusat Suaka Regional di negerinya"Fretilin menolak gagasan tersebutTimor Leste bukanlah kelompok penggembira yang wajib membela kepentingan AustraliaPara pencari suaka itu ingin menjadi warga Australia, bukan Timor Leste," tegasnya.

Karena itu, menurut Bano, pemerintah Australia-lah yang harus menanggung beban tersebutBukan mengalihkan beban itu ke Timor Leste demi menyelamatkan popularitas pemerintahan baru Gillard menjelang pemilu"Sebagai negara miskin yang tidak pernah jauh dari masalah, Timor Leste jelas tidak siap menjadi tempat penampungan imigran dari negara lain," lanjut politikus senior itu.

Bersamaan dengan itu, pemerintahan Gillard menjanjikan bantuan finansial AUD 25 juta (sekitar Rp 192 miliar) khusus untuk memerangi penyelundupan manusia di AsiaIndonesia, negara yang menjadi tempat transit manusia perahu dalam perjalanan ke Australia, akan mendapatkan bantuan kapal patroli dan pesawatMalaysia, Thailand, Pakistan, dan Sri Lanka bakal mendapatkan peralatan pengintai.

Dengan mengalihkan para pencari suaka ke Timor Leste, PM perempuan pertama Australia itu mengharapkan meraup dukungan maksimal dalam pemilu parlemen yang akan dihelat tahun depanYang jelas, dengan menyingkirkan para pencari suaka dari Australia, Gillard sukses memikat hati para kubu konservatifTapi, dia berdalih pendirian pusat suaka itu sebagai solusi regional terhadap human trafficking(hep/c4/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BBM Naik, India Lumpuh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler