JAKARTA - Persoalan masuknya handphone (HP) di dalam ruang ujian juga menjadi sorotan sejumlah rektor. Di antaranya adalah Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Bedjo Sujanto.
Dia menuturkan, para dosen yang bertugas sebagai pengawas Unas sudah dibekali untuk mewaspadai bentuk-bentuk pelanggaran unas. "Dari pengalaman yang sudah-sudah, banyak sekolah modus pelanggaran unas," ujar Bedjo, Sabtu (14/4).
Di antara yang paling mencolok adalah masih banyaknya siswa yang membawa HP ke dalam ruang ujian. Untuk itu, dia meminta para guru pengawas ujian nanti benar-benar sportif meminta siswa mengeluarkan HP yang mereka bawa sejak dari rumah.
Bedjo menuturkan, dosen pengawas tidak bisa intensif mengecek di setiap ruang ujian. Sebab, rata-rata dalam satu sekolah hanya ada satu hingga dua orang dosen pengawas. "Peran guru pengawas cukup vital," katanya.
Menurut Bedjo, paling aman beberapa saat menjelang ujian para siswa diperiksa barang bawannya. Jika ditemukan HP, harus diserahkan kepada guru pengawas yang bertugas di ruang ujian. Jika di sekolah tersebut masih ada pelanggaran ujian melalui HP, maka pihak yang harus bertanggung jawab adalah guru pengawas.
Antisipasi beradarnya HP di dalam ruang ujian juga diutarakan Rektor Universitas Hassanudin, Makassar Idrus A. Paturusi. Idrus mengatakan, banyak sekali cara siswa untuk menyelundupkan HP ke dalam ruang ujian. Diantaranya menyelipkannya di dalam rok. Jika lolos, siswa dengan gampang memperoleh kunci jawaban. "Untuk itu harus dicek dengan teliti," kata dia.
Meskipun soal ujian dalam satu ruangan terdiri dari lima variasi, ternyata masih bisa diakali. Pengalaman tahun lalu, kunci jawaban yang tersebar lewat HP jenisnya juga mengikuti jumlah variasi soal yang sudah ditentukan. Di bagian atas SMS kunci jawaban itu, sudah ada keterangan untuk variasi soal unas tertentu.(wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persempit Ruang Gerak Mafia Unas
Redaktur : Tim Redaksi