jpnn.com - NEWYORK -- Selama beberapa dekade, metode Pap Smear merupakan metode utama dalam skrining perempuan melawan kanker serviks.
Tapi sekarang, sebuah komite FDA Amerika sepakat untuk menggantikan metode itu dengan tes DNA yang dirancang khusus untuk menyaring human papilloma virus (HPV) penyebab kanker serviks.
BACA JUGA: 9 Masalah Emosional yang Bisa Menular
Uji virus Cobas DNA yang diproduksi Roche Molecular Systems, diklaim mampu mendeteksi keberadaan HPV 16 dan 18. Dua strain yang bertanggung jawab untuk sebagian besar kasus serangan kanker serviks, serta untuk strain berisiko tinggi lainnya.
Menurut laman foxnews, saat ini FDA merekomendasikan penggunaan kedua tes HPV Roche dan tes Pap Smear untuk semua wanita usia 30-65 setiap tiga tahun, atau tes Pap Smear saja setiap tiga tahun. Sedangkan bagi wanita usia 21 sampai 30 tahun, FDA merekomendasikan hanya tes Pap Smear setiap tiga tahun.
BACA JUGA: Orang Tua Bertengkar, Perkembangan Otak dan Jiwa Anak Terganggu
"Sekarang kami memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi wanita lebih dini, dan bagi saya itu menarik," kata anggota panel FDA Dr Kimberly Hanson dari University of Utah dan Arup Laboratories di Salt Lake City.
Wanita diuji negatif HPV 16 atau 18, tapi positif untuk strain berisiko tinggi lainnya dari HPV akan menjalani tes Pap untuk menentukan apakah kolposkopi itu diperlukan, sesuai dengan pedoman Roche.
BACA JUGA: Gaya Hidup Modern Ganggu Perkembangan Balita
"Meskipun kolposkopi yakni sebuah prosedur yang menggunakan instrumen dengan lensa pembesara dapat menimbulkan kecemasan, itu benar-benar sangat aman," sambungnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Manusia Bisa Deteksi Penyakit dari Bau Badan
Redaktur : Tim Redaksi