jpnn.com, JAKARTA - HSBC Indonesia melihat outlook positif pada investasi hijau dengan metrik Environmental, Social and Governance (ESG).
Para investor bisa mengambil risiko, menyelami potensi pasar Asia dan fokus pada investasi berbasis ESG dan transformasi digital.
BACA JUGA: Taqy Malik: Ilmuwan Sibuk Membicarakan Kehebatan Alquran, Kita Malah Mempermasalahkan Suara Azan
Head of Wealth Development, HSBC Indonesia Verawaty Zhao mengatakan untuk investasi jangka panjang, pasar saham masih menjadi prioritas portofolio investasi dengan return relatif positif dan relatif lebih tinggi dari obligasi.
Hal itu ditopang oleh harapan adanya fase pertumbuhan setelah pandemi.
BACA JUGA: Kinerja Moncer, Bank Mega Capai Laba Bersih Rp 4,01 Triliun
"Selain itu, sektor teknologi akan terus unggul di tengah adopsi dunia pada gaya hidup berbasis digital yang memungkinkan masyarakat tetap maju di tengah ketidakpastian seperti pandemi saat ini," ujar Verawaty dalam acara tahunan HSBC Wealth Outlook: Raih Dunia Penuh Peluang di 2022 - The Year of Great Reset.
Verawaty menambahkan, arus modal akan terus masuk ke pasar saham Indonesia seiring berkembangnya sektor teknologi.
Sejumlah rencana IPO perusahaan teknologi dalam 12 bulan ke depan menjadi katalis masuknya aliran dana asing lebih lanjut.
Kesempatan investasi akan muncul di sektor yang berhubungan dengan transformasi digital, seperti cloud computing, AI/Machine learning dan analytics, Internet of Things dan elektrifikasi, financial technology dan pembayaran digital, digital customer engagement serta 5G.
Memahami besarnya peluang pada sektor teknologi, HSBC Indonesia meluncurkan produk reksa dana Batavia Technology Sharia Equity USD, yang bekerjasama dengan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia).
Produk reksa dana syariah berbasis efek luar negeri (offshore) yang bisa memenuhi kebutuhan investor yang ingin mendapatkan peluang berinvestasi di sektor teknologi global.
Produk ini dikembangkan Batavia melalui kerja sama dengan Franklin Templeton, manajer investasi terkemuka yang memiliki pengalaman dan kemampuan global sebagai technical advisor sehingga bisa mengoptimalkan return kepada nasabah.
Produk reksa dana syariah berdenominasi US Dollar ini adalah solusi dan opsi bagi investor untuk berinvestasi di sektor teknologi dan transformasi digital.
Reksa dana syariah ini bisa dibeli dengan minimum pembelian mulai dari USD 10.000.
Peluncuran produk ini juga sekaligus menunjukkan komitmen HSBC Indonesia untuk memperkuat dan mendiversifikasi produk investasi yang sudah diberikan dalam solusi wealth management kepada nasabah.
Saat ini, HSBC Indonesia menawarkan empat produk investasi untuk nasabah premier, yakni reksa dana, obligasi, structured products dan investment links (fasilitas kredit yang terintegrasi dengan rekening giro dengan jaminan produk investasi yang dimiliki nasabah).
Kinerja berbagai variasi produk-produk tersebut membawa HSBC Indonesia meraih penghargaan sebagai Best Wealth Manager untuk keempat kalinya dari The Asset Triple A.
Perseroan juga mendapatkan penghargaan dari Global Retail Banking Innovation Awards sebagai Best Customer Loyalty Program for HSBC Rewards Point dan Highly Acclaimed Credit Card of the Year untuk program Jadi Juara bersama HSBC.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy