Dari pantauan media ini, hujan mulai mengguyur sekitar pukul 15.00 wita. Kala itu langit yang telah gelap mendadak disusul kilat dan petir yang menggelegar. Suara bak ledakan tersebut tentunya mengejutkan dan menakutkan bagi yang mendengar, bahkan sedikitnya 3 unit mobil yang dipasang alarm dan parkir di ruas jalan itu, mendadak berbunyi bak anak bayi ketakutan.
Setelah itu, hujan terus mengguyur semakin deras dan membuat genangan pada drainase semakin tinggi. Diduga kuat drainase kurang berfungsi yang disebabkan dangkal dan adanya penyumbatan. Sehingga genangan terus meninggi lagi hingga selutut orang dewasa. Ini karena hujan berlangsung selama dua jam.
"Hujannya awet, bisa banjir lagi kayak dulu," kata Jusran, seorang pemuda yang menunggu hujan reda di warung Abah Jl Awang Long.
Selama hujan mengguyur, kondisi Jl Awang Long langsung mengalami macet. Puluhan mobil kesulitan melintas sehingga harus merayap. Apalagi untuk pengguna motor, tidak sedikit yang terpaksa mendorong karena mesinnya mati setelah busi terkena air. Nampak pula beberapa siswa dan pelajar yang harus pulang menerjang banjir dengan berjalan kaki. Sehingga harus melepaskan sepatu dan membiarkan celana mereka basah.
Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Temindung Samarinda, Sutrisno menyebut dari penghitungan cuaca, kalau hujan yang mengguyur Samarinda kemarin sore dengan intensitas sedang sekitar 66 milimeter. Hujan ini terjadi juga karena peralihan musim kemarau ke hujan.
"Kalau hujan dengan intensitas di bawah 100 milimeter, maka masih normal-normal saja. Nah hujan kemarin disebabkan awan cumulonimbus makanya ada petir yang sempat menggelegar. Sementara untuk kecepatan angin hingga 10 knot," imbuhnya.
Sutrisno memperkirakan kalau untuk musim hujan di wilayah Kaltim terbagi dua, September dasarian III dan Oktober. Untuk Samarinda, musim hujan sudah akan masuk pada September dasarian III. Kendati demikian, sifat hujan tetap normal untuk 2012 hingga 2013.
"Hujan bakal terus mengguyur sejak sekarang. Untuk ini yang perlu diwaspadai daerah-daerah yang mudah tergenang, lantaran drainase sempit, dan tersumbat. Ini bisa mengakibatkan kembalinya banjir. Selain itu juga yang perlu diperhatikan bahaya penyakit, salah satunya demam berdarah karena seringnya hujan akan mengakibatkan banyaknya genangan tempat pembiakan nyamuk," paparnya. (air/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berhembus Isu Saling Serang, Konawe Memanas
Redaktur : Tim Redaksi