BARABAI – Sungai Haruyan, Kecamatan Haruyan, Hulu Sungai Tengah (HST) meluap setelah diguyur hujan selama enam jam. Alhasil, air melimpah dan memenuhi sebagian besar jalan dengan ketinggian bervariasi. Rata-rata, air menutupi lutut orang dewasa yang berniat beraktivitas. Beberapa lokasi yang menjadi langganan lebih parah lagi, seperti simpang empat ikut tergenang.
Sungai Haruyan juga meluap sampai ke Pasar Haruyan dan beberapa sekolah kemasukan air. Air juga menutupi perlintasan simpang empat Haruyan, jalan Divisi ALRI. Kawasan cukup rendah dan jadi langganan tergenang bila sungai ini meluap. Bahkan, puluhan hektare sawah yang baru ditanam benih berusia 1 pekan ikut tenggelam dan dijamin bakal layu jika air kembali surut.
Dari keterangan Syamsudin Arsyad, aktivitas Pasar Hari Kamis di Muui terhenti akibat banjir yang menutupi sebagian kawasan Haruyan dan sepi dari pembeli. Hujan tanpa henti dari pukul 12 malam sampai dengan jam enam pagi. Namun, genangan air kemarin tidak separah tahun sebelumnya ditinjau dari segi luasan dan ketinggian air.
“Kami tetap bisa beraktivitas dan kawasan tergenang bisa dilewati dengan kendaraan, syaratnya tidak ada lagi hujan,” kata Syamsudin seperti dilansir Radar Banjarmasin (JPNN Grup), Jumat (1/2)
Sedangkan Ardiansyah, salah satu warga Haruyan menjelaskan, warga memiliki perasaan berdasarkan pengetahuan selama ini, bahwa ada tanda bakal banjir, makanya sebagian mengungsikan barang berharga ke beberapa lokasi yang tidak tergenang.
”Alhamdulillah tidak banjir besar, seingat saya kejadian tahun 2009 yang paling parah, bahkan dalam dua kali seminggu, kalau tidak salah satu meter lebih,” ujarnya.
Kepala Kesbangpol dan Penanggulangan Bencana HST Ir Kemat menjelaskan, dari pemantauan sementara, debit Sungai Barabai kembali naik dan warga yang tinggal di tepi sungai bersiap-siap. Air Sungai Haruyan dan Barabai yang mulai melimpah akibat hujan selama enam jam, sedangkan di pegunungan tidak ada hujan.
“Hujan hanya terjadi di bagian bawah, memang perlu ada penyelesaian kongkret di Haruyan yang dilewati kanal banjir, sodetan itu perlu pintu-pintu air yang baik dan perencanaan pembangunan yang sesuai kebutuhan agar tidak lagi tergenang,” ujarnya. (amt)
Sungai Haruyan juga meluap sampai ke Pasar Haruyan dan beberapa sekolah kemasukan air. Air juga menutupi perlintasan simpang empat Haruyan, jalan Divisi ALRI. Kawasan cukup rendah dan jadi langganan tergenang bila sungai ini meluap. Bahkan, puluhan hektare sawah yang baru ditanam benih berusia 1 pekan ikut tenggelam dan dijamin bakal layu jika air kembali surut.
Dari keterangan Syamsudin Arsyad, aktivitas Pasar Hari Kamis di Muui terhenti akibat banjir yang menutupi sebagian kawasan Haruyan dan sepi dari pembeli. Hujan tanpa henti dari pukul 12 malam sampai dengan jam enam pagi. Namun, genangan air kemarin tidak separah tahun sebelumnya ditinjau dari segi luasan dan ketinggian air.
“Kami tetap bisa beraktivitas dan kawasan tergenang bisa dilewati dengan kendaraan, syaratnya tidak ada lagi hujan,” kata Syamsudin seperti dilansir Radar Banjarmasin (JPNN Grup), Jumat (1/2)
Sedangkan Ardiansyah, salah satu warga Haruyan menjelaskan, warga memiliki perasaan berdasarkan pengetahuan selama ini, bahwa ada tanda bakal banjir, makanya sebagian mengungsikan barang berharga ke beberapa lokasi yang tidak tergenang.
”Alhamdulillah tidak banjir besar, seingat saya kejadian tahun 2009 yang paling parah, bahkan dalam dua kali seminggu, kalau tidak salah satu meter lebih,” ujarnya.
Kepala Kesbangpol dan Penanggulangan Bencana HST Ir Kemat menjelaskan, dari pemantauan sementara, debit Sungai Barabai kembali naik dan warga yang tinggal di tepi sungai bersiap-siap. Air Sungai Haruyan dan Barabai yang mulai melimpah akibat hujan selama enam jam, sedangkan di pegunungan tidak ada hujan.
“Hujan hanya terjadi di bagian bawah, memang perlu ada penyelesaian kongkret di Haruyan yang dilewati kanal banjir, sodetan itu perlu pintu-pintu air yang baik dan perencanaan pembangunan yang sesuai kebutuhan agar tidak lagi tergenang,” ujarnya. (amt)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Aceh, Tak Sholat Jumat Diancam Penjara
Redaktur : Tim Redaksi