jpnn.com, TIONGKOK - Bencana tanah longsor melanda Tiongkok. Tepatnya, di Desa Xinmo, Maoxian County, Prefektur Aba, Provinsi Sichuan.
Sedikitnya 141 orang tertimbun longsoran dan hingga petang, 5 orang ditemukan tewas dalam bencana alam kemarin pagi (24/6) tersebut.
BACA JUGA: Terima Kunjungan Gubernur Guizhou, Menko PMK Jajaki Kerja Sama Indonesia-Tiongkok
Sementara itu, dua orang dewasa dan bayi mereka yang berusia dua bulan berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat menjelang siang.
"Satu di antara tiga korban selamat itu berada dalam kondisi yang sangat lemah," kata Wang Yongbo, salah seorang pejabat lokal yang terlibat langsung dalam upaya evakuasi dan pencarian korban.
BACA JUGA: Bocah Ini Bikin Heboh Warganet, Lihat Apa yang Dia Lakukan Untuk Ibunya
Sayangnya, dia tidak memberitahukan apakah si bayi ataukah salah satu orang tua bayi itu yang kondisinya sangat lemah.
Identitas tiga korban selamat tersebut juga belum dipublikasikan.
BACA JUGA: Kegilaan Rusdi Kirana Terobos Vacuum
Wang menyatakan bahwa tanah longsor yang terjadi sekitar pukul 06.00 pagi itu merupakan yang terbesar di kawasan tersebut pascagempa bumi yang mengguncang Wenchuan County pada 2008.
Saat itu, tidak kurang dari 87.000 nyawa melayang akibat tanah longsor dan gempa bumi berkekuatan 8 skala Richter yang episentrumnya berada di Kota Yingxiu tersebut.
Jarak dua kawasan itu berkisar 40 kilometer.
Surat kabar People's Daily melaporkan bahwa tanah longsor di kawasan terpencil Maoxian itu mengakibatkan sekitar 46 rumah rata dengan tanah.
Longsoran yang berupa tanah dan bebatuan berbagai ukuran tersebut memblokade sungai sepanjang 2 kilometer dan jalanan sejauh 1,6 kilometer.
Kondisi itu mempersulit upaya evakuasi dan pencarian korban. Apalagi, Xinmo yang terletak di area pegunungan relatif sulit dijangkau.
Bersama warga di sekitar lokasi kejadian, tim penyelamat yang terdiri atas gabungan personel militer dan kepolisian berusaha menyingkirkan batu-batu berukuran superbesar yang mengubur rumah-rumah warga.
Karena medan Xinmo yang sulit, aparat tidak bisa mendatangkan alat berat secepatnya. Hanya ada beberapa buldoser yang digunakan untuk mengangkat batu-batu raksasa.
Selebihnya, tim penyelamat mengandalkan kekuatan tangan mereka dengan bantuan tali dan alat seadanya.
"Ada berton-ton batu yang longsor dari atas," ujar Kapten Chen Tiebo, pejabat kepolisian setempat, dalam wawancara dengan stasiun televisi CCTV.
Dalam salah satu video yang diunggah CNN, terlihat sekelompok orang bahu-membahu memindahkan batu besar dengan bantuan tali.
Chen menyatakan bahwa tanah longsor itu disebabkan hujan deras yang terus-menerus mengguyur kawasan tersebut selama berhari-hari.
"Daerah ini merupakan area seismik. Tidak banyak pepohonan yang tumbuh," katanya.
Karena kurangnya vegetasi, air hujan dengan intensitas tinggi tersebut tidak bisa terserap sempurna.
Itulah yang mengakibatkan tanah empuk dan longsor ke wilayah yang lebih rendah.
Dari Kota Beijing, Presiden Xi Jinping meminta semua orang yang terlibat dalam upaya evakuasi dan pencarian korban bekerja maksimal.
"Jangan lelah untuk terus mencari," tegasnya seperti dilansir CCTV.
Dia berharap tim penyelamat masih akan menemukan korban selamat dari balik longsoran dan reruntuhan bangunan. (AFP/Reuters/BBC/CNN/hep/c6/ami/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Tiongkok Bikin Petani Durian di Malaysia Cemas
Redaktur & Reporter : Natalia