jpnn.com - BANJARNEGARA – Evakuasi korban bencana tanah longsor di Dusun Jemblong, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, terpaksa dihentikan sementara, Sabtu (13/12) kira-kira pukul 15.00. Penyebabnya adalah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sehingga menyulitkan evakuasi.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada Jawa Pos Radar Banyumas kemarin sore. ”Saat ini (kemarin sore, Red) hujan cukup deras di lokasi bencana longsor di Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara. Sehingga diputuskan pencarian dan penyelamatan korban dihentikan sementara,” jelasnya.
BACA JUGA: Dewan Pers Desak Polisi Cabut Status Tersangka untuk Pemred JP
Sutopo menambahkan, sebelum penghentian resmi sementara, tim evakuasi berhasil menemukan 17 korban tewas, 11 luka berat, dan 4 luka ringan. ”Sementara 91 orang yang dinyatakan hilang masih dalam pencarian,” katanya.
Seluruh korban yang menderita luka berat telah dirujuk ke RSUD Banjarnegara, sedangkan empat orang dengan luka ringan mendapat perawatan di puskesmas terdekat. Kemudian, jumlah pengungsi tercatat 200 jiwa di Kecamatan Karangkobar. Mereka ditempatkan di balai desa. Sedangkan di Kecamatan Wanayasa ada 223 jiwa pengungsi.
BACA JUGA: Hari Ini, Jokowi Dijadwalkan Kunjungi Longsor Banjarnegara
”Tim SAR gabungan tetap berprinsip safety first dan menyesuaikan dengan kondisi medan dalam melakukan evakuasi,” katanya.
Sementara itu, Kementerian Sosial (Kemensos) juga telah menurunkan seratus personel taruna siaga bencana (tagana) ke lokasi bencana. Para personel ditugaskan untuk turut serta melakukan evakuasi serta membagikan sejumlah bantuan yang dibawa. Bantuan tersebut berupa 500 paket makanan anak, 327 paket family kit, 250 paket perlengkapan dapur keluarga, serta 300 potong selimut, dengan nilai keekonomian Rp 235,5 juta.
BACA JUGA: PMI Siapkan Hagglunds ke Lokasi Longsor
”Kami telah bergerak cepat dengan mengirimkan sejumlah paket bantuan. Saat ini truk-truk bantuan tersebut sedang dalam perjalanan menuju ke sana,” ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Jakarta kemarin.
Sutopo menjelaskan, kondisi tanah masih labil serta debit sungai yang mengalir kencang membawa lumpur. ”Hujan dapat memicu longsor susulan,” tambahnya.
Penanganan darurat bencana, menurut dia, juga terhambat. Sebab, alat berat dan kendaraan yang dikerahkan untuk penanganan bencana di Karangkobar terhambat oleh infrastruktur yang rusak akibat longsor.
”Beberapa jalan masih tertutup longsor. Jalan retak-retak dan berbahaya. Hal ini yang mengakibatkan alat berat dan kendaraan yang dikerahkan untuk penanganan darurat terhambat,” paparnya. Banyaknya masyarakat yang berduyun-duyun menonton ke lokasi bencana juga mempersulit aktivitas evakuasi. ”Jalan jadi macet dan mengganggu operasi kendaraan petugas,” ujarnya. (ken/mia/tya/ctr/drn/nun/c9/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Longsor di Banjarnegara, Daerah Lain juga Harus Waspada
Redaktur : Tim Redaksi