Hujan Sejam, Batam Terendam

Kamis, 03 Mei 2012 – 05:05 WIB

BATAM - Rabu (2/5), hanya satu jam hujan mengguyur Batam, namun sejumlah ruas jalan lagsung terendam banjir. Akibatnya, sejumlah kendaraan mogok.

Di Batam Centre, di jalan raya depan kawasan Komplek Mahkota Raya dan Citra Indah, air menggenang setinggi lutut orang dewasa. Sebuah mobil Toyota Yaris BP 1016 DO mogok tepat di tengah banjir. Karena mogok, mobil Yaris tersebut ditinggalkan pengendaranya.

Di Simpang Jam, sejumlah taksi dan sepeda motor juga mogok. Banyak pengendara motor yang melaju ke arah Nagoya terpaksa memperbaiki sepeda motornya karena tak bisa hidup. Satu unit taksi dengan BP 1690 ZU mogok dan tidak bisa melajutkan perjalanan. Sopir taksi tersebut terpaksa mendorong mobil miliknya di tengah derasnya hujan. "Sial, saya kirain bisa saya terobos," katanya.

Banjir yang terjadi di lampu merah Simpang Jam ini membuat para pengendara tidak memperdulikan lampu merah. Tidak mau terjebak dalam banjir, semua pengendara berebut memajukan kendaraan masing-masing yang membuat lalu lintas sembraut. Bahkan beberapa kendaraan terlihat nyaris saling senggol karena saling serobot di jalan raya yang selalu ramai pengemudi tersebut.

Di Simpang Kabil, Batam Center, jalan raya rute Batam Center-Batuaji juga terendam banjir. Banyak pengendara sepeda motor yang mendorong karena busi motor terendam air. Pengemudi mobil pun terpaksa harus berhati-hati untuk mengemudi yang menyebabkan terjadinya kemacetan.

Selain di Simpang Jam, kebanjiran juga terjadi di depan Hotel Newton, Nagoya. Bahkan banyak pengendara yang tidak berani melanjutkan perjalanan karena derasnya aliran air. Terlihat drainase di sisi jalan tidak bisa menampung luapan air. Banyak pengendara yang menunggu hingga banjir surut. "Bagusan duduk di sini saja mas. Lagian masih hujan. Kalau dipaksakan akan sangat berbahaya, airnya sangat deras," kata Anto seorang pengendara sepeda motor.

Di jalan raya S Parman Seibeduk, ikut terendam air. Padahal, hanya gerimis. "Hujan rintik saja begini, apalgi hujan deras berjam-jam, bisa tenggelam," gerutu Iwan warga Bidaayu yang melwati jalan S Parman, kemarin.

Genangan air yang membanjiri jalan raya itu, kata Iwan bukan menjadi hal yang baru bagi warga di sana. Hujan sejam saja genangan air di jalan raya bisa bertahan hingga seminggu, apalagi kalau hujan lebat setiap hari otomatis jalan itu bagaikan sungai. Itu karena kondisi drainase yang seharusnya sudah maksimal namun  tak terurus dipenuhi sampah, tanah dan ditumbuhi rumput.

"Padahal sudah besar drainasenya tapi sayang tak dirawat makanya tersumbat. Air meluap ke badan jalan," kata Adi warga lainnya.

Selain itu, kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang juga menjadi sasaran empuk genangan air hujan. Akibatnya tidak saja menyebabkan kendaraan macet dan mogok tapi juga kecelakaan. Karena banyak pengedara yang terkecok dengan jalan berlubang yang digenangi air itu.

Pantauan Batam Pos, genangan air yang ada di jalan raya S Parman sedikitnya ada empat titik. Itu bisa terlihat mulai dari depan SPBU Tanjungpiayu, Pintu dua dan tiga perumahan Bidaayu serta di simpang Mangsang dan simpang kantor kantor camat Seibeduk.

Di depan SMPN 6 Batam di Seipanas, jalan raya tergenang air setinggi 15cm meter. Banjir itu membuat jalanan kotor karena arus air membawa tumpukan sampah. Sehingga sampah-sampah tersebut berserakan di tengah jalan.

Walaupun tak menganggu arus kendaraan yang lewat, namun banjir tersebut dikeluhkan oleh warga sekitar. Pasalnya, genangan air itu membuat para orang tua yang akan menjemput anaknya kewalahan.

Keluhan itu juga dirasakan oleh penjual sekitar tempat tersebut. " Kalau disini banjir, pembeli ngak ada yang masuk, karena mereka engan berhenti digenangan air. Hampir setiap hujan, jalanan ini selalu banjir," terang Edi.

Hal yang sama juga terjadi di simpang Kuda Seipanas. Genangan itu membuat kendaraan warga terutama sepeda motor banyak yang rusak. Mereka harus turun dari motor untuk mendorong sepeda motor yang tiba-tiba berhenti karena kemasukan air. Tak hanya itu, genangan air sekitar 30 centi meter itu, menjadi permainan anak-anak SD yang kebetulan pulang sekolah.

Di kawasan Perumahan Citra Batam, Batam Centr, ketinggian air di sejumlah titik mencapai betis orang dewasa atau sekitar 25 sentimeter.

Pemicu banjir di kawasan itu tak lain karena saluran air yang terlalu kecil. Air di parit tersebut meluap hingga ke jalan, bahkan ada yang sampai masuk ke rumah warga.

"Dari dulu penyebabnya, ya saluran air yang terlalu kecil itu. Kalau hujan agar deras sedikit saja, langsung banjir," kata salah satu warga sambil menunjuk parit di depan rumahnya.

Rumah tahanan (Rutan) Baloi Klas II Batam juga terendam banjir setinggi lutut orang dewasa. Menurut Ka Rutan Baloi, Anak Agung Gde Krisna, yang akrab disapa Agung, sudah menjadi langganan atau kebiasaan tiap kali hujan lebat mengguyur Batam.

"Air yang masuk ini disebabkan air dari sungai dibelakang yang meluap tak mampu menampung debit air. Apalagi posisi sungai lebih tinggi dibandingkan Rutan. Otomatis lah air yang memang sedang meluap tersebut masuk ke parit dan selokan membanjiri seluruh ruangan tahanan maupun tempat ibadah serta dapur dan halaman," ujar Agung.

Seluruh penghuni rutan tak terkecuali petugasnya, nampak sibuk membereskan barang-barang dalam ruang tahanan agar tak terkenan genangan air. Mereka semua terlihat pada naik diatas meja, pintu serta jendela ruang tahanan karena ruangannya semua terendam air.

"Hanya dapur dan ruang didepan saja tak terendam banjir karena letaknya paling tinggi diantara seluruh ruangan lainnya," terang Agung

Apakah kondisi Rutan Balai yang terendam air tiap hujan mengguyur Batam sudah dilaporkan ke pusat dan adakah rencana pembangunan agar tak banjir? "Kita sudah berkoordinasi dengan Kanwil Kepri, yang akan diteruskan ke Kementerian Hukum dan HAM. Saat ini sudah dalam evaluasi dan mempelajari situasi bangunan Rutan ini," ujar Agung.

Bila hasilnya evaluasi mengenai kondisi Rutan Baloi selesai dan diterima pusat, Agung yakin tak akan lama lagi Rutan Baloi akan dibangun supaya tak akan kebanjiran lagi.

Derasnya hujan yang mengguyur hujan Batam juga membuat bilangan jalan Raja Haji Sei Harapan Sekupang tergenang air. Parahnya, genangan air ini bercampur tanah sehingga warna nya pun menjadi kecokelatan.

Pantauan Batam Pos,  Ruli Kampung Agas Sei Harapan juga mengalami banjir akibat derasnya guyuran hujan. Selain itu, mengenangnya air hujan di jalan komplek perkantoran pemerintahan ini akibat buruknya saluran drainase yang ada disekitarnya.

Warga Kampung Agas Sei Harapan yang hendak pulang ke kediamannya mengalami kesusahan, tidak saja harus menyingsing celana, bahkan kendaraan yang digunakan pun harus diparkirkan dipinggir jalan yang tidak tergenang air.

Situmorang (32), salah seorang warga Ruli Kampung Agas Sei Harapan menuturkan kejadian ini sudah sering terjadi bahkan hampir setiap hujan turun. Persoalan ini, kata Situmorang, sudah beberapa kali diajukan namun tetap saja tidak ada hasilnya.

"Kami sadar tinggal di ruli, tapi meski begitu kami juga warga Sei Harapan yang memiliki hak untuk mengajukan perbaikan drainase," kata Situmorang, Rabu (2/5).

Sementara itu, Lurah Sei Harapan Citra Widya yang dikonfirmasi terkait keberadaan jalan Raja Haji Sei Harapan yang selalu digenangi air ketika hujan tiba menuturkan sejauh ini pihaknya sudah mengupayakan agar drainase tersebut di perbaiki, bahkan hampir setiap musranbang kelurahan dan kecamatan selalu diajukan. "Terus kami ajukan, dan kenapa belum terealisasi mungkin ada yang lebih prioritas pembangunannya," ungkap Citra. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kibarkan Bintang Kejora, 13 Pendemo Ditangkap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler