BOGOR--- Hujan yang mengguyur Bogor Kamis (7/2) mengakibatkan tanggul Sungai Cibuluh di Kecamatan Bogor Utara jebol, akibatnya, 257 rumah terendam. Bahkan dua rumah di Desa Mekarjaya RT 2/7, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor nyaris hanyut terbawa arus air sungai Ciomas.
Hujan deras itu juga menyebabkan beberapa titik Kota Bogor terendam. Seperti terlihat di Statsiun Bogor. Diduga karena buruknya drainase stassiun tergenang hingga selutut orang dewasa.
Kepala Stasiun Bogor Iwan Riyanto mengungkapkan banjir tersebut mengancam dua jalur kereta. Meski demikian, loket penjualan tiket tak terganggu. "Airnya tak sampai menganggu perjalanan kereta rel listrik (KRL) karena setinggi di atas mata kaki. Dan sepertinya aliran airnya hanya numpang lewat di stasiun karena ketinggian jalur pedestrian melebihi permukaan stasiun," terangnya.
Banjir di stasiun Bogor itu, lanjut dia, karena drainase antara jalur pedestrian yang baru dibangun Pemkot Bogor jelek. Selain itu, posisi stasiun Bogor yang lebih rendah dibandingkan dengan pedestian yang baru dibangun pemkot Bogor.
Menurutnya, banjir yang terjadi saat ini ketinggian air di kantor dan ruang pelayanan meliputi peron dan ruang penjualan tiket mencapai lima sentimeter atau semata kaki. Namun, ketinggian air di rel masih relatif tidak menganggu perjalanan kereta rel listrik. "Air masuk dari jalur pedestrian yang dibangun beberapa bulan lalu karena posisi jalan lebih tinggi dari stasiun dan tidak ada drainase memadai," katanya.
Menyikapi hal itu, PT KAI akan mengirim surat ke Walikota Bogor Diani Budiarto agar ada langkah mengatasinya karena kejadian serupa sudah beberapa kali terjadi di Stasiun Besar Bogor setelah proyek jalur pedestrian. "Kita akan kirim surat ke pemkot Bogor agar aliran air dari luar tidak masuk kedalam stasiun sehingga kita tidak lagi kebanjiran seperti saat ini," terangnya.
Petugas tiketing Stasiun Bogor Hery Saptari menyebutkan air masuk ke stasiun sekitar pukul 18:00 dari pintu masuk. Bahkan kantor KS juga sempat terendam. "Ada beberapa jadwal KRL yang mengalami keterlambatan akibat banjir ini, namun tidak terlalu berdampak pada penumpukan penumpang," terangnya.
Hujan deras yang menerjang Bogor juga mengakibatkan ketinggian air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa merangkak naik. Hingga pukul 20:45 semalam, ketinggian air mencapai 80 sentimeter atau Siaga IV banjir. Padahal, pada pukul 19:45, ketinggian air masih 50 centeimeter.
“Ketinggian air di Sungai Ciliwung naik mulai pukul 19:45, pada pukul 20:00 naik menjadi 70 sentimeter” terang petugas Bendung Katulampa Andi Sudirman.
Sementara itu, di Kabupaten Bogor, juga terjadi banjir. Salah satunya di Desa Mekarjaya RT 02/07 Kecamatan Ciomas. Dua rumah nyaris terbawa arus, karena tanah di bawahnya tergerus aliran Sungai Ciomas.
“Bahkan di wilayah Desa Cimangglid, Kecamatan Tamansari, puluhan rumah sempat tergenag air banjir,” Kasi Logistik Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Aksomo.
Banjir juga terjadi di wilayah jembatan I Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja. Jembatan yang melintas sungai Cipakancilan meluap. Akibatnya, akses ribuan warga yang melewati jembatan I terputus.
“Di wilayah Cilebut Barat, puluhan rumah Kampung Cilebut RT 01/05 terendam banjir, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,“ tambahnya.
Hingga semalam, BPBD Kabupaten Bogor masih berkoordinasi dengan tim untuk mendata wilayah mana saja yang terkena bencana. Pasalnya, lokasi geografis Kabupaten Bogor yang luas memerlukan waktu dalam pendataannya.
“Hujan deras pada Kamis (7/2) mulai pukul 17:00 hingga 20:00 itu merata di tiap wilayah. Makanya kami masih mendata lagi,” terangnya. (sdk)
Hujan deras itu juga menyebabkan beberapa titik Kota Bogor terendam. Seperti terlihat di Statsiun Bogor. Diduga karena buruknya drainase stassiun tergenang hingga selutut orang dewasa.
Kepala Stasiun Bogor Iwan Riyanto mengungkapkan banjir tersebut mengancam dua jalur kereta. Meski demikian, loket penjualan tiket tak terganggu. "Airnya tak sampai menganggu perjalanan kereta rel listrik (KRL) karena setinggi di atas mata kaki. Dan sepertinya aliran airnya hanya numpang lewat di stasiun karena ketinggian jalur pedestrian melebihi permukaan stasiun," terangnya.
Banjir di stasiun Bogor itu, lanjut dia, karena drainase antara jalur pedestrian yang baru dibangun Pemkot Bogor jelek. Selain itu, posisi stasiun Bogor yang lebih rendah dibandingkan dengan pedestian yang baru dibangun pemkot Bogor.
Menurutnya, banjir yang terjadi saat ini ketinggian air di kantor dan ruang pelayanan meliputi peron dan ruang penjualan tiket mencapai lima sentimeter atau semata kaki. Namun, ketinggian air di rel masih relatif tidak menganggu perjalanan kereta rel listrik. "Air masuk dari jalur pedestrian yang dibangun beberapa bulan lalu karena posisi jalan lebih tinggi dari stasiun dan tidak ada drainase memadai," katanya.
Menyikapi hal itu, PT KAI akan mengirim surat ke Walikota Bogor Diani Budiarto agar ada langkah mengatasinya karena kejadian serupa sudah beberapa kali terjadi di Stasiun Besar Bogor setelah proyek jalur pedestrian. "Kita akan kirim surat ke pemkot Bogor agar aliran air dari luar tidak masuk kedalam stasiun sehingga kita tidak lagi kebanjiran seperti saat ini," terangnya.
Petugas tiketing Stasiun Bogor Hery Saptari menyebutkan air masuk ke stasiun sekitar pukul 18:00 dari pintu masuk. Bahkan kantor KS juga sempat terendam. "Ada beberapa jadwal KRL yang mengalami keterlambatan akibat banjir ini, namun tidak terlalu berdampak pada penumpukan penumpang," terangnya.
Hujan deras yang menerjang Bogor juga mengakibatkan ketinggian air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa merangkak naik. Hingga pukul 20:45 semalam, ketinggian air mencapai 80 sentimeter atau Siaga IV banjir. Padahal, pada pukul 19:45, ketinggian air masih 50 centeimeter.
“Ketinggian air di Sungai Ciliwung naik mulai pukul 19:45, pada pukul 20:00 naik menjadi 70 sentimeter” terang petugas Bendung Katulampa Andi Sudirman.
Sementara itu, di Kabupaten Bogor, juga terjadi banjir. Salah satunya di Desa Mekarjaya RT 02/07 Kecamatan Ciomas. Dua rumah nyaris terbawa arus, karena tanah di bawahnya tergerus aliran Sungai Ciomas.
“Bahkan di wilayah Desa Cimangglid, Kecamatan Tamansari, puluhan rumah sempat tergenag air banjir,” Kasi Logistik Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Aksomo.
Banjir juga terjadi di wilayah jembatan I Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja. Jembatan yang melintas sungai Cipakancilan meluap. Akibatnya, akses ribuan warga yang melewati jembatan I terputus.
“Di wilayah Cilebut Barat, puluhan rumah Kampung Cilebut RT 01/05 terendam banjir, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,“ tambahnya.
Hingga semalam, BPBD Kabupaten Bogor masih berkoordinasi dengan tim untuk mendata wilayah mana saja yang terkena bencana. Pasalnya, lokasi geografis Kabupaten Bogor yang luas memerlukan waktu dalam pendataannya.
“Hujan deras pada Kamis (7/2) mulai pukul 17:00 hingga 20:00 itu merata di tiap wilayah. Makanya kami masih mendata lagi,” terangnya. (sdk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Monorail Bisa Hemat BBM Rp 1,5 triliun
Redaktur : Tim Redaksi