BANJARNEGARA - Hujan deras yang turun beberapa hari terakhir, mulai berdampak pada komoditas pertanian di wilayah pegunungan utara Banjarnegara. Di Desa Giritirta Kecamatan Pejawaran, sejumlah petani mengeluhkan tanamannya yang busuk, seperti tanaman tomat, kol, wortel, dan cabai.
Salah seorang petani, Kohar mengatakan, pada awalnya dirinya merupakan petani kentang. Namun seiring sosialisasi pemerintah untuk beralih dari tanaman kentang ke tanaman lain, dia mulai menanam sayur lainnya. "Lagipula untuk menanam kentang modalnya banyak,"ujarnya.
Namun ternyata, usahanya kali ini pun gagal. Bisa dibilang hampir semua tanamannya rusak oleh hujan dan angin kencang sehingga tidak bisa dipanen.
Dia mengungkapkan, sebenarnya tanaman tomat itu sudah diperkuat dengan tiang lanjaran yang terbuat dari bilah bambu. Namun tiang tersebut tidak mampu menahan derasnya curah hujan sehingga ikut roboh bersama tanaman tomat.
Kepala Desa Giritirta, Mister M Yusuf mengatakan, yang paling parah sejauh ini memang adalah tanaman tomat. Tidak kurang dari 12 hektar lahan tanaman tomat milik warganya gagal panen.
BACA JUGA: Delapan Ibu Rumah Tangga Positif AIDS
"Sebagian besar sudah membusuk, dan yang belum busuk masih terlalu muda untuk dipanen," ungkapnya.
Selain karena curah hujan tinggi, angin kencang juga membuat batang tanaman menjadi patah dan roboh. Akibat gagal panen ini, petani mengalami kerugian karena hasil panen menurun sekitar 50 persen.
"Kalau hujannya seperti ini terus, bisa jadi gagal panen semuanya," ungkapnya. Kalau pun penen yang masih muda ini dipanen sekarang, harga jualnya juga sedang anjlok.
BACA JUGA: Ogah Ambil Gajinya sebagai Walikota
"Harga tomat di tingkat petani sekarang hanya Rp 700/kilogram. Bahkan, kol dan wortel sekarang hanya Rp 300/kilogram," ujarnya. (jat/din)
BACA JUGA: Beri Sinyal Tampung Honorer K2 Gagal
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer K2 Istri Anggota DPRD tak Boleh Ikut Tes CPNS
Redaktur : Tim Redaksi