JERUSALEM – Israel merealisasikan ancamannya terhadap Palestina setelah terdaftar sebagai anggota tetap UNESCOKemarin (2/11), pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan mempercepat pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur.
”Kami menyepakati langkah ini sebagai hukuman atas hasil pemungutan suara yang dilakukan UNESCO,” ujar salah seorang pejabat senior Israel yang tak menyebutkan namanya
BACA JUGA: Boeing Mendarat Selamat tanpa Roda
Pasca UNESCO mengumumkan hasil pemungutan suara Selasa lalu (1/11), kabinet Israel langsung menyelenggarakan rapat daruratMenurut dia, Israel akan segera menyelesaikan pembangunan 2.000 unit rumah di wilayah sengketa
BACA JUGA: Putri Aiko Sakit Pneumonia
Sebagian besar hunian baru untuk pemukim Yahudi itu terletak di Jerusalem TimurBACA JUGA: Insyinyur Elektro Terpilih Pimpin Libya
Sedangkan, sisanya sebanyak 350 unit akan tersebar di dua wilayah Tepi BaratYakni, permukiman Maaleh Adumim dan Efrat yang terletak di antara Kota Bethlehem dan Kota Hebron.Selain mempercepat pembangunan hunian untuk para pemukim Yahudi di wilayah sengketa, Israel juga bakal berhenti membayar pajak ke PalestinaTiap bulannya, Israel membayarkan pajak yang menjadi hak PalestinaJumlahnya berkisar puluhan juta dolar dan cukup signifikan untuk menutup anggaran belanja PalestinaPajak itu dipungut Israel dari barang-barang tujuan Palestina yang singgah di pelabuhannya
Israel, sebenarnya, cukup sering melakukan pembekuan transfer pajak yang menjadi hak Palestina tersebutTerutama, saat kedua negara terlibat konflik diplomatikIsrael menganggap kebijakan semacam itu sebagai hukuman terhadap PalestinaDengan melemahkan sektor finansial wilayah yang dipimpin Mahmud Abbas tersebut, Netanyahu berhadap Palestina bersedia kembali ke meja perundingan.
Tak hanya mempercepat pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur serta membekukan transfer pajak, Israel kabarnya juga mencabut hak-hak istimewa para petinggi PalestinaSalah satunya adalah izin khusus untuk bisa bebas keluar masuk Tepi Barat dan IsraelDengan dicabutnya hak tersebut, para politisi Palestina harus mengurus izin masuk layaknya warga biasa
Kemarin, koneksi internet Palestina di seluruh Tapi Barat dan Jalur Gaza juga tiba-tiba terputusMenteri Komunikasi Palestina Mashur Abu Daqqa mengatakan bahwa koneksi terputus karena adanya semacam cyber-attackTapi, dia yakin, Israel berada di balik cyber-attack tersebut”Saya menduga, semua ini ada hubungannya dengan masuknya Palestina ke UNESCO,” ujarnya
Terpisah, Jubir Kepresidenan Nabil Abu Rudeina mereaksi keras kebijakan Israel yang diistilahkan sebagai hukuman tersebutMenurut dia, pemerintahan Netanyahu terlalu berlebihan mereaksi keputusan UNESCOKarena itu, dia meminta kepada Kuartet Timur Tengah dan Amerika Serikat (AS) untuk bertindakDia berharap, Kuartet Timur Tengah atau AS bisa menghentikan kesewenangan Israel.
”Kami harap, Kuartet Timur Tengah dan AS bisa menghentikan tindakan bodoh seperti ini yang berpotensi memicu munculnya reaksi negatif,” ungkapnyaDia yakin, tindakan pemerintahan Netanyahu itu akan memantik reaksi keras dari negara-negara tetangga yang masih berada di wilayah yang sama dengan Israel dan PalestinaBahkan mungkin juga dari masyarakat internasional
”Dengan mempercepat pembangunan di wilayah sengketa, Israel sama saja telah menghancurkan proses damai yang masih diupayakan bersama,” kata RudeinaDia menambahkan, dengan tak memberikan bagian pajak yang menjadi hak Palestina, Israel telah mencuri dari rakyat PalestinaKarena itu, dia mendesak Kuartet Timur Tengah yang selama ini menjembatani perdamaian dua negara ikut turun tangan(AFP/AP/BBC/hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Bangkok Berebut Pintu Air
Redaktur : Tim Redaksi