jpnn.com, YOGYAKARTA - Human Initiative sebagai organisasi kemanusiaan berhasil mendorong pembentukan sukarelawan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Desa (Kalurahan) Argomulyo, Kecamatan Caringin, Sleman, Yogyakarta.
Supriyono (61), sukarelawan Destana Argomulyo menjelaskan semua itu berawal sejak menjadi korban erupsi Merapi pada 2010.
BACA JUGA: Refleksi 6 Tahun Bencana Palu, Ahmad Ali & Tim Beramal Sediakan Layanan Kesehatan Gratis di Panau
"Awalnya warga itu kalau ada erupsi, bukan evakuasi, tetapi malah menonton. Ini karena desa kamu radiusnya lumayan jauh dari kawah Merapi," kata Supriyono.
Akan tetapi, semua kebiasaan tersebut berubah saat erupsi Merapi yang menghabiskan desa.
BACA JUGA: Dukung Masyarakat Tanggap Bencana, Pertamina Energy Terminal Luncurkan Aplikasi Khusus
Sejak 2010, warga mulai ada yang peduli dan siap siaga ketika ada erupsi.
"Awalnya cuma beberapa orang, lalu didorong sama Human Initiative sampai bisa seperti ini," lanjutnya.
BACA JUGA: Mensos Saifullah Instruksikan Jajaran Segera Tangani Korban Bencana Gempa di Morotai
Menurut Supriyono Destana Argomulyo, kini pihaknya sering menerima tamu dari berbagai daerah bahkan dari mancanegara, seperti dari Singapura atau Australia.
Sementara itu, Kepala Desa (Kalurahan) Argomulyo, Danang Hendri Bintoro mengatakan sukarelawan Destana di wilayah tangguh setelah sebagian besar mengalami erupsi Gunung Merapi pada 2010.
Peristiwa yang menelan 353 korban jiwa pada November 2010 itu sangat membekas sehingga kinerja sukarelawan mendapat pengakuan sebagai Destana terbaik di DIY pada 2018.
"Setelah erupsi tahun 2010, kami kumpulkan semua warga yang peduli ini. Lalu dibentuklah Destana dan mendapatkan pelatihan dari Human Initiative," jelasnya.
"Kini, jika terjadi kecelakaan, hajatan, orang hilang, bahkan butuh darah, warga meminta sukarelawan ini yang menangani," tutup Danang. (mcr8/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Kenny Kurnia Putra