Human Initiative Gandeng Guru Ajarkan Mitigasi Bencana Sejak Dini pada Murid TK

Kamis, 03 Oktober 2024 – 10:37 WIB
Human Initiative (HI) sebagai organisasi kemanusiaan mendorong pendidikan mitigasi bencana sejak dini di Bianglala Kindergarten, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Foto: source for jpnn.com

jpnn.com - Human Initiative (HI) sebagai organisasi kemanusiaan mendorong pendidikan mitigasi bencana sejak dini di Bianglala Kindergarten, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. 

Bianglala Kindergarten sendiri sudah mulai mengajar sejak 2005, kini dengan 80 murid TK, PAUD dan penitipan anak (TPA).

BACA JUGA: FTA Ungkap Fakta Diskusi di Kemang yang Dibubarkan Si Rambut Kuncir Cs, Ternyata

Kepala TK Bianglala, Novitasari Dyah (37) menjelaskan interaksi dengan Human Initiative bermula dalam menyalurkan bantuan sosial dari orang tua murid untuk diteruskan kepada yang berhak.

Interaksi itu berlanjut hingga pembentukan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

BACA JUGA: 30 Polisi Diperiksa Propam soal Pembubaran Diskusi di Kemang, Kenapa?

"Pelatihan itu diberikan kepada kami pada Januari-Maret 2024. Lalu kami mulai menyiapkan perangkat dan lain-lain," kata perempuan yang akrab disapa Novita itu, Kamis (3/10).

Dia menjelaskan pihaknya menyiapkan perangkat keras mitigasi, seperti jalur evakuasi, alat peraga dan lainnya untuk dipahami anak TK. 

BACA JUGA: BPJPH Buka Suara Soal Tuyul, Tuak, dan Wine Bersertifikat Halal, Ternyata...

"Dan menjadi tantangan tersendiri untuk kami menyiapkan semua itu agar mudah dipahami murid TK," lanjutnya.

Novita menjelaskan pihaknya mengedukasi dengan alat peraga sederhana, seperti gambar rumah rusak, rumah sakit, dan lainnya, lalu menyampaikan pesan melalui nyanyian.

"Bumi bentuk bulat, lempeng di kulit bumi, bila lempeng bertumbuk, terjadi gempa bumi, sekolahku bergoyang, aku harus berlindung." 

Lantas, guru memperagakan melindungi kepala dengan tangan, tas atau bantal, lalu mengajak muridnya tiarap di lantai.

Tidak hanya itu, Novita menjelaskan pihaknya sempat mengadakan simulasi bencana di sekolah.

"Murid kami malah minta agar simulasi mengikuti jalur evakuasi diulang lagi karena mengasyikan," kata Novita.

Dia juga mengungkapkan pendidikan mitigasi bencana itu dimasukan dalam kurikulum tersendiri di Bianglala Kindergarten dan telah membuahkan hasil.

"Bisa dibilang berhasil karena ada salah satu orang tua murid yang mengabari kami saat ada gempa beberapa waktu lalu, anaknya sudah paham menghadapi situasi itu," pungkas Novita.(mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler