Humas BKP Tanjung Priok: Melayani dengan Cinta, Kerja Berwibawa

Kamis, 01 Oktober 2020 – 14:18 WIB
BKP Tanjung Priok menggelar inhouse training kehumasan. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Karantina Pertanian melalui Balai Besar Karantina Pertanian (BKP) Tanjung Priok menggelar Inhouse Training Kehumasan bagi para pengelola humas.

Selain sebagai forum konsolidasi, ajang ini juga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan penguasaan dalam mengelola dan menyajikan informasi.

BACA JUGA: Kepala BKP Kementan: Ketersediaan dan Harga Pangan Aman Terkendali

Kepala Seksi Informasi dan Sarana Teknis Karantina Hewan Tanjung Priok Ai Srimulyati menyampaikan, sesuai arahan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kuntoro Boga Andri, tantangan pengelolaan informasi lembaga publik semakin kompleks.

Selain itu, Informasi yang baik saja tidak cukup, tetapi juga harus menarik. Oleh karenanya, ada tiga hal yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut.

BACA JUGA: Kepala BKP Kementan: Ketahanan Pangan Indonesia Meningkat

"Pak Karo mengingatkan kepada kami untuk berkolaborasi, gotong royong dan saling peduli. Peduli antar sesama tim maupun terhadap isu-isu publik," kata Ai di Hotel Horison Ultima Bhuvana Ciawi, Rabu (30/9).

Selanjutnya, Ai menambahkan, pengelola kehumasan juga dituntut mengoptimalkan media sosial.

BACA JUGA: Kepala BKP Kementan Minta Para Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pantau Stok dan Harga Pangan

Menurutnya, dari media sosial, informasi yang disampaikan setiap lembaga publik bisa langsung direspons sehingga bisa dijadikan benchmark, sejauh mana penerimaan publik terhadap program atau kebijakan yang digulirkan.

"Ada interaksi dan terbangun keakraban. Dan ini menjadi modal dukungan," tambahnya.

Senada dengan Ai, Zaki Nabiha yang hadir mewakili Kepala Biro Humas dan Informasi Publik menyampaikan bahwa telah terjadi transformasi fungsi media sosial.

"Dulu Medsos digunakan sebagai killing time, tapi sekarang medsos bisa digunakan untuk membentuk opini publik, dan itu cukup efektif," ungkap Zaki.

Menurutnya, medsos dewasa ini menjadi "kiblat opini". Tidak sedikit kebijakan-kebijakan publik dipengaruhi dari percakapan-percakapan di medsos.

"Kemampuan menerjemahkan narasi, berkomunikasi, membuat tulisan, video dan produk kehumasan lainnya, harus terus ditingkatkan. Berlatih dan berlatih terus," ungkapnya.

Oleh karena itu, kerja-kerja kehumasan menurutnya harus dilandasi cinta.

"Pengelola kehumasan itu bagaimanapun kondisinya seyogyanya bisa melayani dengan segenap cinta, tapi tetap berwibawa. Apalagi respon dan komentar netizen itu aneh-aneh. Disinilah seninya," pungkasnya.

Inhouse Training Kehumasan yang dihelat di Hotel Horison Ultima Bhuvana Ciawi, 29 September sampai 1 Oktober 2020, menghadirkan para content creator dan narasumber praktisi media dari Surat Kabar Bisnis Indonesia. (ikl/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler