jpnn.com, BEIJING - Presiden China Xi Jinping pada Kamis berjanji untuk menyelesaikan penyatuan kembali negara itu dengan Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.
Pemimpin Partai Komunis China itu juga berjanji untuk menghancurkan setiap upaya kemerdekaan formal untuk pulau itu.
BACA JUGA: Bukan Buatan Amerika atau China, Vaksin Ini Diklaim 90 Ampuh Melawan Varian Delta
Xi menyampaikan sikap keras itu pada saat peringatan ulang tahun ke-100 Partai Komunis di Beijing, Kamis (1/7).
China tidak pernah mengakui kedaulatan pemerintah demokratis di Taipei dan terus menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
BACA JUGA: Mengusik Taiwan Sama Saja Mengancam Keamanan Jepang, China Sudah Diperingatkan
China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping telah meningkatkan upaya untuk menegaskan klaim kedaulatannya terhadap Taiwan, termasuk dengan mengirim jet tempur dan pembom ke dekat pulau itu secara teratur.
"Memecahkan pertanyaan Taiwan dan mewujudkan penyatuan kembali tanah air adalah tugas sejarah yang tak tergoyahkan dari Partai Komunis China dan aspirasi bersama semua rakyat China," kata Xi dalam pidatonya dari Lapangan Tiananmen Beijing.
BACA JUGA: Taiwan Tak Kunjung Mendapatkan Vaksin COVID-19, Gegara Campur Tangan China?
"Semua putra dan putri China, termasuk rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan, harus bekerja sama dan bergerak maju dalam solidaritas, dengan tegas menghancurkan setiap plot-plot untuk 'kemerdekaan Taiwan'," ujar Xi.
Walaupun China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, Xi menyerukan proses "penyatuan kembali secara damai".
Namun, Xi juga mengatakan bahwa tidak ada yang boleh "meremehkan tekad, tekad, dan kemampuan kuat rakyat China untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah".
Dewan Taiwan untuk Urusan China Daratan mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya sedang mengerjakan tanggapan atas komentar Xi.
Setelah kalah perang saudara dari Partai Komunis Mao Zedong, pihak Pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada 1949.
Sebagian besar orang Taiwan tidak menunjukkan minat untuk berada di bawah pemerintahan China. Pemerintah Taiwan mengatakan hanya penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka, dan telah mengecam tekanan dari China.
China meyakini pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen adalah seorang separatis yang bertekad untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Namun, Tsai Ing-wen mengatakan Taiwan memang sudah merdeka dengan nama resminya, Republik China.
Redaktur & Reporter : Adil