HUT ke-47, Munir Diabadikan Nama Jalan dan Monumen

Jumat, 30 November 2012 – 04:25 WIB
JAKARTA - Pemerintah kota (pemkot) Batu, Jawa Timur memenuhi komitmennya untuk memberikan simbolisasi bentuk penghargaan kepada warga kebanggaannya, aktivis Hak Azasi Manusia (HAM) alm Munir Said Thalib. Dalam peringatan hari ulang tahun ke-47 Munir pada Desember nanti, akan dihelat pagelaran budaya sekaligus peresmian jalan dan monumen untuk Munir di kota Batu.
 
Kepastian untuk merayakan HUT Munir dengan sejumlah pagelaran seni dan budaya itu disampaikan mantan Koordinator Kontras Usman Hamid di Wisma Aria, Jakarta, Kamis (29/11). Usman menyatakan, perayaan ini sengaja diinisiasi para aktivis HAM dan para seniman untuk memberikan penghargaan kepada Munir. "Ini usaha agar para anak muda terus mengingat, mengetahui dan mengambil inspirasi dari Munir," ujar Usman.

Bersama Usman, tampak istri alm Munir Suciwati, seniman Butet Kartaredjasa, Koordinator Kasum Hendardi, budayawan Goenawan Mohamad dan walikota Batu Eddy Rumpoko. Hari ulang tahun Munir dirayakan setiap 8 Desember. Namun, untuk pagelaran seni dan budaya itu direncanakan digelar pada 2-3 Desember.
 
Menurut Usman, sejumlah seniman Jogjakarta serta musisi seperti Glenn Fredly dan Melani Subono akan tampil dalam pagelaran tersebut. Budayawan Goenawan juga akan menyamapaikan petisi online terkait monumen Munir. "Wali Kota Batu juga akan mengeluarkan peraturan daerah terkait jalan dan monumen untuk Munir," kata Usman.

Butet menambahkan, latar belakang kegiatan pagelaran seni dan budaya untuk Munir tidak jauh berbeda dengan perjuangan untuk menuntaskan kasus pembunuhan aktivis HAM itu. Menurut dia, para seniman ingin mengingatkan kembali akan komitmen pemerintah untuk menuntaskan kasus Munir yang juga menyita perhatian dunia.
 
"Kami ini adalah debt collector kultural. SBY punya utang, pemerintah punya utang. Mereka janji menyelesaikan kasus Munir dengan mengungkap dalangnya," kata Butet.
 
Menurut Butet, partisipasi anak-anak dan remaja akan dilibatkan dalam pagelaran ini. Setidaknya 5.000 siswa SD akan dilibatkan untuk mewarnai outline wajah Munir. Hasil karya anak-anak itu yang akan dipajang selama pagelaran.
 
"Harapannya, ketokohan Munir akan dikenal anak. Supaya tidak lupa," ujarnya.
 
Sejumlah pelukis asal Jogjakarta, Joko Pekik dan Nasirun juga akan terlibat bersama pelukis profesional lainnya. Mereka akan melukis 48 frame outline wajah Munir sesuai ekspresi mereka masing-masing. Lukisan itu nantinya akan dipajang di sejumlah sekolah serta institusi pemerintahan di kota Batu.
 
Goenawan menyatakan, dirinya memiliki pengalaman tersendiri betapa sosok Munir ternyata memunculkan kesalahpahaman. Dalam sebuah momen, dirinya kaget mendengar pembicaraan bahwa Munir justru adalah meracun Pollycarpus.

Hal semacam itulah yang perlu diluruskan kepada generasi muda. "Kalau kejahatan tidak diingatkan, ini akan cenderung berulang," kata pria yang akrab disapa GM itu.
 
Menurut Goenawan, kekerasan tahun 1965 memunculkan pengulangan dalam kasus Munir yang dibunuh tanpa alasan kriminal. Menjadi tanggung jawab keadpa siapapun pihak, jika hal semacam itu tidak diapa-apakan. "Mudah-mudahan ini menjadi awal dari banyak hal. Monumen tidak usah besar, tapi yang penting mengingatkan pada generasi muda," jelasnya.
 
Eddy sendiri mengaku merasa terhormat karena proses sejarah yang akan terjadi. Sosok Munir selama ini menjadi spirit dan motivasi bagi siapapun yang mengetahuinya. Penetapan jalan dan monumen Munir di kota kelahirannya juga akan mempertegas posisi Batu. "Batu selama ini adalah kota wisata, kami ingin menggali potensi sejauh mungkin," kata Eddy.
 
Saat ini, kata Eddy, memang belum ditentukan dimana akan ditempatkan jalan dan monumen bagi Munir. Namun, dirinya mempersilahkan kepada siapapun pihak untuk memberikan masukan. "Silahkan mau ditetapkan di jalan yang mana," ujarnya.
 
Tak lupa, Suciwati juga memberikan apresiasi atas penghargaan yang diberikan kepada mendiang suaminya. Tidak hanya aktivis, kali ini banyak pihak yang berkomitmen melawan lupa dalam kasus Munir. Suciwati memberi apresiasi kepada keterlibatan pemkot yang berencana memberikan simbolisasi keapda Munir. "Ini tidak kalah dengan walikota Den Haag yang juga membuat nama Munir," ujarnya.
 
Suciwati juga berharap agar proses penegakan hukum atas kasus Munir bisa dilanjutkan pemerintah. Saat ini, terhitung delapan tahun sejak Munir diracun pada 7 September 2004 silam, proses penegakan hukum belum sepenuhnya mengungkap kasus yang sebenarnya. "Meski keadilan masih jauh, ini bagian untuk mendorong supaya diungkap di sisi dalangnya," tandasnya. (bay/tri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengetahuan Dasar Politik Anggota DPR Dinilai Lemah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler