jpnn.com, MEDAN - Kehadiran I Made Adi Wirahadi cukup membawa perubahan di lini depan PSMS Medan.
Striker pinjaman dari Bali United kini menjadi solusi dari krisis lini depan PSMS di 16 besar lalu.
BACA JUGA: Faktor Keberuntungan Turut Pengaruhi Babak 8 Besar
Striker yang akrab disapa Binter ini kini siap berjuang untuk meloloskan PSMS dari babak delapan besar.
Pemain berusia 34 tahun ini sebelumnya didatangkan PSMS pada saat bersua Persita Tangerang di Stadion Teladan, 25 September lalu.
BACA JUGA: Semangat Membara demi Bawa Persebaya Promosi
Datang dua jam sebelum laga, striker kelahiran Denpasar ini langsung diturunkan sebelum berakhirnya babak pertama.
Memang Wirahadi belum bisa berbuat banyak pada laga itu.
BACA JUGA: Kickoff 8 Besar Belum Jelas, Persebaya Genjot Fisik
Namun dia akhirnya memberikan kontribusinya pada laga ketiga bersama PSMS saat menjamu Persibat Batang di Stadion Teladan.
Kala itu dia memborong dua gol kemenangan PSMS yang menang 2-1 dan membuka asa lolos.
Kini peran Made sangat dibutuhkan tim. Gol-gol berikutnya diharapkan kembali lahir dari kaki atau kepalanya. Apalagi Wirahadi saat ini sudah semakin nyaman di PSMS.
“Ya pastinya sekarang ini sudah lebih baik dari sebelumnya. Apalagi sudah semakin mengerti apa yang diinginkan pelatih. Mudah-mudahan bisa lebih baik ke depannya,” kata Made Wirahadi.
Menurutnya ada banyak progres positif dari adaptasinya bersama PSMS. Meskipun diakuinya masih ada kekurangan.
“Ada yang masih kurang sebenarnya. Pelan-pelan sudah mulai mengerti. Awalnya gak kenal teman sama sekali. Tidak ada yang pernah satu tim saya di sini. Tapi saat ini sudah nyaman,” bebernya.
Soal kedatangannya di PSMS, Wirahadi sedikit menceritakan karena dilatarbelakangi hubungan yang baik antara pemilik Bali United dengan pihak PSMS. “Ya karena ada hubungan baik dengan Pembina PSMS. Mereka bilang membutuhkan striker. Kemarin sebenarnya di Bali berat juga melepas, tapi karena dibutuhkan di sini,” bebernya.
Wirahadi juga tak masalah meski harus turun level kompetisi dari Liga 1 ke Liga 2. “Tidak ada perasaan seperti itu. Awalnya saja. Tapi di mana-mana sebenarnya main bola kan sama saja. Bahkan Liga 2 ini lebih berat lagi kompetisinya. Lihat saja, yang degradasi juga banyak,” katanya.
Melihat peluang PSMS untuk lolos menurutnya akan cukup ketat. Apalagi semua kontestan punya kekuatan yang merata. “Pada dasarnya di Liga 2 ini peluangnya sama untuk lolos. Semua punya kesempatan. Sekarang tinggal kita saja harus lebih baik di 16 besar. Pastinya harus diperbaiki. Rata-rata tim-tim di Liga 2 gak ada yang terlalu menonjol. Kemungkinan Persebaya yang lebih siap. Mungkin itu karena sering lihat mereka disiarkan di TV,” kata pemain yang juga pernah merumput bersama Persiba Balikpapan, Pelita Jaya dan Persik Kediri ini.
Namun Wirahadi mengatakan salah satu yang menjadi kunci kesuksesan dan harus ditingkatkan PSMS adalah kekompakan. “Asalkan kita kompak saya yakin bisa. Semua pelatih, manajemen, pemain. Sejauh ini sih belum terlalu. Dari pengalaman saya di Bali semua saling support. Jadi satu misi semua. Di sini belum, tapi mudah-mudahan bisa,” bebernya.
Sementara itu pelatih kepala PSMS, Djajang Nurjaman mengatakan para pemain baru seperti Made Wirahadi dengan penundaan babak delapan besar Liga 2 ini jadi punya kesempatan untuk semakin beradaptasi dengan tim. “Ya kita ada Roni, Elthon dan Made yang baru. Mudah-mudahan bisa semakin terlihat peningkatan,” kata Djanur. (don)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Catat, Ini Tim Lolos Playoff Liga 2 dan Terdegradasi Liga 3
Redaktur & Reporter : Budi