jpnn.com, JAKARTA - Kompetisi basket tertinggi di Indonesia (IBL) bekerja sama dengan Genius Sports untuk memberantas pengaturan skor.
Hal tersebut diambil mengingat IBL bersama Perbasi, dan asosiasi pemain sepakat untuk menciptakan ekosistem basket yang lebih kompetitif lagi.
BACA JUGA: SEA Games 2023: Kalah dari Thailand, Timnas Basket Indonesia Pulang dengan Nestapa
Chief Executive Officer (CEO), Junas Miradiarsyah mengungkapkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Genius Sports untuk meningkatkan level kompetisi.
Maklum biasanya IBL bekerja sama dengan Perbasi untuk menanggulangi indikasi pengaturan skor dengan cara manual.
BACA JUGA: Timnas Basket Indonesia Tumbang di Tangan Filipina, Andakara Prastawa Buka Suara
Adanya kerja sama ini diharapkan bisa membantu IBL dalam melihat pertandingan mana yang terindikasi ada pengaturan skor.
"Kolaborasi ini merupakan upaya proaktif dari liga untuk terus menjaga transparansi dan daya saing kompetisi"
BACA JUGA: SEA Games 2023: Pelatih Beber Penyebab Timnas Basket Indonesia Keok dari Filipina
"Pemantauan dan edukasi sangat penting untuk melindungi IBL dan kami senang bisa bekerja sama dengan Genius Sports yang merupakan mitra integritas tepercaya bagi ratusan liga olahraga di seluruh dunia," ungkap Junas saat ditemui di kawasan Senopati, Selasa (16/5/2023).
Kepala Olahraga dan Penyiaran APAC Genius Sports, Mohamed Feizel mengaku senang bekerja sama dengan IBL.
Maklum Genius Sports merupakan mitra integritas tepercaya untuk Liga Premier Inggris, NFL, FA Jerman, PGA TOUR, dan lebih dari 150 liga dan federasi di seluruh dunia.
"Kami merasa terhormat menjadi Mitra Integritas Resmi IBL dan mendukung mereka dalam penyampaian program komprehensif yang menggabungkan pemantauan sepanjang waktu dengan layanan pendidikan untuk melindungi kompetisi mereka," tambah Feizal.
Rencananya kerja sama IBL dengan Genius Sports akan mulai bergulir pada 25 Mei mendatang saat kompetisi kembali dimulai di Yogyakarta.
IBL bersama Perbasi pernah dua kali menemukan bentuk indikasi pengaturan skor yang melibatkan pemain di lapangan.
Tercatat pada tahun 2017 silam, IBL pernah menghukum delapan pemain dan satu ofisial klub JNE Siliwangi lantaran terjaring aktivitas match fixing.
Terkini pada 2020 tercatat lima pemain Pacific Caesar Surabaya dan satu penggawa Bali United Basketball dihukum seusai melakukan pengaturan skor.
Diharapkan dengan adanya kerja sama ini, IBL bisa lebih membuat lingkungan kompetisi yang lebih kompetitif.(mcr16/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Naufal