IBM Indonesia: Banyak Bos Perusahaan Belum Tahu Kegunaan Kecerdasan Buatan

Senin, 16 Desember 2019 – 22:40 WIB
Ilustrasi artificial intelligence. Foto: pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Artificial intelligence menjadi sorotan ketika pemerintah menetapkan kesiapan memasuki era industri baru 4.0.

Lead Architect IBM Indonesia, Panji Wasmana, mengakui masih ada pemimpin perusahaan yang belum tahu betul kegunaan AI (Kecerdasan buatan) untuk mereka, meski pun secara umum sudah mengetahui teknologi tersebut.

BACA JUGA: Kecerdasan Buatan Ternyata Bisa Memprediksi Penyakit Alzheimer 6 tahun lebih awal

"Jika ditanya apakah mereka sadar kegunaan AI, jawabannya 'ya'," kata Panji saat paparan mengenai AI di Jakarta, Senin.

Meskipun canggih dan dapat membantu bisnis dalam banyak hal, masih ditemui contoh kasus perusahaan yang tidak begitu memahami AI ketika mereka akan mengimplementasikan teknologi tersebut. Contohnya, memiliki data dalam jumlah banyak, namun, ketika ditelaah untuk keperluan machine learning, data tersebut tidak lengkap.

BACA JUGA: Revolt RV400, Motor Listrik dengan Kecerdasan Buatan, Bisa Berkomunikasi!

Padahal, machine learning membutuhkan data yang bersih dan lengkap agar dapat mengajari mesin algoritme tertentu.

Manfaat AI pun bermacam-macam bagi perusahaan, bergantung bagaimana strategi perusahaan tersebut memanfaatkan kecerdasan buatan.

BACA JUGA: Gandeng Komposer Musik, Mobil Listrik Volkswagen Tak Lagi Hening

Dalam jangka pendek, AI dapat membantu perusahaan dalam kegiatan operasional sehari-hari, misalnya, untuk mengetahui kapan mesin perlu perawatan.

Dalam jangka panjang, AI dapat membantu perusahaan mendapatkan aliran pendapatan dan model bisnis baru dengan memanfaatkan data.

Selain itu, AI juga berfungsi untuk memperbaiki kualitas produk berdasarkan masukan dari data yang ada, misalnya mengetahui deviasi yang muncul dan pengaruhnya terhadap kualitas produk.

Panji berpendapat, melihat kecanggihan dan kerumitan AI, fungsinya tidak dapat mengganti tugas manusia. AI, menurut dia, membantu manusia untuk mengambil keputusan secara lebih baik. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler