Ibu Bhayangkari Diduga Dianiaya Istri Kapolresta

Sabtu, 03 November 2018 – 12:22 WIB
Nia Kurnia menjalani perawatan di Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak. Jumat (2/11). Foto: Abdul Halikurrahman-Rakyat Kalbar

jpnn.com, PONTIANAK - Nia Kurnia, istri salah seorang anggota polisi yang bertugas di Polsek KP3L terbaring lemas di ruang rawat inap Rumah Sakit Antonius Pontianak, Jumat (2/11). Hidung perempuan 43 tahun itu terpasang slang oksigen.

Nia dirawat di rumah sakit tersebut sejak Selasa (31/10) malam. Sebelum siangnya diduga dianiaya istri Kapolresta Pontianak berinisial Mhn.

BACA JUGA: Mau Investasi Berlian? Perhatikan Dulu hal ini

Ditemui Jumat siang, Nia masih terlihat sangat lemah. Nada bicaranya pun pelan. Sorot matanya sayup. Mengisyaratkan rasa trauma. Dengan kondisi itu, wanita parubaya kelahiran Ketapang tersebut hanya bisa bercerita ikhwal kronologis peristiwa penganiayaan yang menimpa dirinya dengan nada kecil dan terbata-bata. "Kejadiannya Selasa, (31/10) siang, di rumahnya (Mhn) Jalan Sumatera," ungkapnya kepada wartawan.

Saat itu, semula ia berencana bertemu dengan Mhn. Tujuannya untuk melunasi sisa pembelian batu berlian. Batu berlian yang dia beli dengan Mhn seharga Rp 18 juta. "Pertama saya sudah bayar Rp 10 juta. Dan terakhir itu saya bayar di kediamannya (Jalan Sumatra) Rp 8 juta,” jelasnya.

BACA JUGA: Perayaan HKGB, Ibu Bhayangkari Kunjungi Penderita Talasemia

Namun, uang tersebut dikembalikan Mhn. Nia pun menolaknya, sebab sudah bayar. “Katanya masih kurang sepuluh juta. Padahal sudah lunas. Memang pembayaran pertama tidak ada kwitansi," katanya lirih.

Karena Nia terus menolak, Mhn emosi. Tak cuma berlaku kasar, Nia mengalami tindak penganiayaan. Dia mengaku ditampar dan dicekik. “Itu spontan saja," ujarnya.

BACA JUGA: Kezia Warouw, Hari Ini Resmi Jadi Bhayangkari

Nia sama sekali tidak melakukan perlawanan. Ia merasa Mhn adalah atasannya di organisasi Bhayangkari. "Saya sadar. Saya tidak boleh melawan. Saya harus menghormati. Itu saja," ujarnya.

Kendati Nia berusaha tetap sabar menerima perlakuan tersebut, namun kemarahan Mhn tak juga sulut. Nia didorong. Setelah mau keluar, dia dihalangi di pintu. “Dia bilang, kamu (Nia) tidak boleh keluar dan memaksa terima uang itu. Saya tetap tak mau terima," ceritanya.

"Tetapi saya tetap tidak melawan. Sebab dia atasan saya. Itu saja," timpal Nia.

Saat kejadian, Nia mengungkapkan ada seseorang yang menyaksikannya. Sebab saat ke rumah Mhn, dia tidak sendiri. Orang tersebutlah yang membujuk Nia agar mau menerima uang supaya bisa pulang. "Terus saat itu, driver dan petugas jaga juga ada," katanya.

Setelah mengalami penganiayaan tersebut, malamnya Nia merasakan sakit. Kepalanya pusing dan alami muntah. "Terus sesak. Setelah itu saya masuk rumah sakit," pungkasnya.

Nia mengatakan, sudah melaporkan perbuatan penganiayaan yang dialaminya ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kalbar agar diproses secara hukum.

Kakak kandung korban, Nety berharap Polda Kalbar dapat memproses aduan perbuatan penganiayaan yang dialami adiknya tersebut. Karena pihaknya berkeinginan kasus tersebut diselesaikan sesuai aturan. Jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi. “Kami pihak keluarga sudah melaporkan kejadian ini ke Polda. Saya meminta Polda memproses kasus ini dengan adil," harap Nety.

Sementara Mhn belum bisa dikonfirmasi terkait kasus tersebut. Rakyat Kalbar berupaya melakukan konfirmasi dengan mendatangi rumah dinasnya di Jalan Pang Semangai. Namun, rumah itu sementara sedang tidak ditempati. Sebab lagi direnovasi.

Rakyat Kalbar berusaha mencari alamat tinggal Mhn ke petugas jaga di rumah dinas tersebut. Namun, petugas jaga mengaku tidak tahu persis alamatnya. "Saya juga baru bertugas di sini," ucap petugas jaga yang tidak diketahui namanya itu.

Begitu pula ketika Rakyat Kalbar berupaya mengkonfirmasi Kapolresta Pontianak Kompol Wawan Kristyanto terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan istrinya tidak mendapat jawaban. WhatApp yang dikirim hanya dibaca.

Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Kalbar Kombes Pol Nanang Purnomo mengaku belum mendapat informasi laporan pengaduan korban. "Informasinya belum ada. Masih mau dicek dulu," ujarnya singkat saat dihubungi melalui sambungan telepon, malam. (dul/and)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Berlian Langka di Lelang Rio Tinto Capai Jutaan Dolar


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler