Ibu dan Bayi Meninggal, RSUD Diduga Lalai

Rabu, 18 Oktober 2017 – 23:18 WIB
Hamil. Foto: Health

jpnn.com, TAKALAR - Kasmawati Daeng Tayu (34) meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Padjonga Daeng Ngalle, Kabupaten Takalar, Sulsel Senin lalu.

Diduga dia meninggal akibat lambatnya pelayanan pihak rumah sakit.

BACA JUGA: Ditolak Rumah Sakit, Ibu Melahirkan di Mobil

Menurut keluarga korban, Sukri Daeng Nanjeng pada 13 Oktober korban sempat dibawa ke RSUD oleh keluarganya untuk periksa.

Hanya saja, kata dia, dokter yang memeriksa, korban baru pembukaan satu untuk proses melahirkan sehingga disuruh pulang.

“Senin malam sekitar pukul 11.00 wita malam korban kembali lagi dilarikan ke rumah sakit yang sama lantaran mengalami pecah ketuban, setelah dicek oleh dokter hasilnya baru pembukaan dua,” jelas Sukri.

Dia mengaku dokter yang memeriksa korban mengatakan bahwa kondisi kandungan Kasmawati dalam kondisi normal begitu juga posisi bayi dalam kandungannya.

Akan tetapi, berselang beberapa jam kemudian, Kasmawati kembali mengalami kritis dan butuh segera tindakan pelayanan cepat, setelah dicek dokter tiba-tiba bilang bahwa pasien harus dilakukan sesar sementara tidak ada persiapan darah.

“Sekitar pukul 11.00 wita malam korban tak sempat terselamatkan bahkan bayi dalam kandungannya juga ikut meregang nyawa. Seandainya dari awal pihak rumah sakit mengambil tindakan dengan melakukan upaya sesar bisa saja kedua-duanya terselamatkan atau paling tidak bayinya yang diselamatkan saja,” imbuh Sukri.

Sukri menambahkan, RSUD harusnya membuat surat rujukan agar pasien bisa dibawa rumah sakit lain jika mereka tak sanggup menanganinya.

“Selaku pihak keluarga dari korban, saya sangat menyayangkan atas pelayanan di RSUD Takalar, di mana keluarga kami sudah sangat lemah sementara belum diberikan pelayanan. Mudah-mudahan kejadian yang menimpa keluarga kami tidak terjadi terhadap pasien lain di kemudian hari,” tegasnya.

Sementara Direktur RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, dr Novi Yulianti mengatakan pelayanan di RSUD yang dipimpinnya telah memberikan pelayanan dengan maskimal sesuai aturan rumah sakit.

“Selama proses persalinan dokter memeriksa pasien dan pada saat diperiksa pasien tidak ada tanda-tanda ada kelainan, tensinya bagus dan memang ada tanda-tanda melahirkan normal,” dalih Novi

Novi menjelaskan, sekitar pukul 16.30 Wita pasien tiba-tiba kejang karena tensinya naik dan disampaikan keluarga korban untuk dioperasi.

“Namun pada saat dioperasi, pihak rumah sakit kekurangan darah sehingga keluarga korban disuruh ke Makassar untuk mencari darah tapi pada saat itu keluarga korban menolak,” tuturnya.(fajar/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler