jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Budi Wiweko menyampaikan imbauan pentingnya minum air bagi ibu hamil dan menyusui.
Menurutnya, kebutuhan cairan bagi ibu hamil dan menyusui makin meningkat untuk menunjang masa kehamilan yang sehat serta kualitas dan kuantitas ASI.
BACA JUGA: Jangan Lakukan 6 Hal Ini di Kamar Mandi, Berbahaya!
Namun, saat ini mayoritas ibu hamil dan menyusui kekurangan minum air karena sering terlupakan.
"Pada masa kehamilan, kandungan air pada ibu hamil akan meningkat dari 6 liter menjadi 8 liter," kata Budi Wiweko dalam Konferensi Daring Obstetri dan Ginekologi, Minggu (19/9).
BACA JUGA: Cek! Inilah Pemenang Lomba BPJS Kesehatan Hackathon 2021
Budi Wiweko menyebut volume darah ibu hamil dan menyusui akan meningkat sekitar 40 hingga 50 persen.
Selain itu, pembentukan air ketuban membutuhkan 500ml-1500ml cairan dan placenta memerlukan sekitar 500ml cairan.
BACA JUGA: Tampil Seksi di Pantai, Maria Vania: Siapa yang Mau...
Dia juga menjelaskan bahwa pada masa menyusui, 87 hingga 90 persen ASI terdiri dari air.
"Jadi, kecukupan hidrasi akan sangat berpengaruh pada kualitas dan kuantitasnya dan secara langsung akan berdampak pada status hidrasi bayi,” bebernya.
Budi Wiweko menambahkan bahwa ibu hamil dan menyusui yang mengalami dehidrasi akan menunjukkan sejumlah gejala.
Antara lain, sakit kepala, sembelit, sulit konsentrasi, mudah mengantuk, lemas, mulut kering, dan produksi ASI akan berkurang.
Oleh sebab itu, dia mengingatkan agar ibu hamil dan menyusui mengonsumsi air minum yang cukup demi mengurangi keluhan seperti mual dan muntah, konstipasi, dan infeksi saluran kemih.
"Cairan ketuban yang cukup akan mengurangi potensi bayi lahir prematur, cacat bawaan, dan bayi lahir dengan berat badan rendah,” imbuh Budi Wiweko. (mcr9/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Dea Hardianingsih