jpnn.com, JAKARTA - Kebanyakan orang pasti pernah menghabiskan waktu yang lama saat berada di kamar mandi.
Namun, berlama-lama di kamar mandi ternyata bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
BACA JUGA: Kunjungi RSUD Ciawi, Dirut BPJS Kesehatan Cek Penerapan Antrean Online di Mobile JKN
Berdasarkan informasi dari www.halodoc.com, berikut 6 kebiasaan di kamar mandi yang harus dihentikan:
1. Menggunakan Loofah
BACA JUGA: Tips Dokter Boyke Agar Pria yang Anunya Kecil Bisa Memuaskan Wanita
Menggosok badan dengab loofah sebenarnya baik karena bisa membunuh sel kulit mati pada tubuh. Namun, orang kerap kali menggantung loofah di dinding kamar mandi.
Hal itu yang bisa menimbulkan sarang bakteri pada loofah. Sebaiknya simpan loofah di tempat yang kering.
BACA JUGA: Pionir STEAM Sampoerna Academy-Dokter Spesialis Anak Bagikan Tips untuk Siswa Ikuti PTM
2. Menggantung Handuk di Dalam Kamar Mandi
Kebiasaan menggantung handuk di dinding kamar mandi juga bisa menimbulkan sarang bakteri.
Handuk basah dan digantung di kamar mandi yang lembab bisa menjadi tempat bakteri berkembang biak.
3. Main Handphone di Kamar Mandi
Membawa handphone ke kamar mandi juga kebiasaan buruk yang sering dilakukan orang.
Saat berada di kamar mandi dan membawa handphone, kuman pada tangan bisa menempel ke alat komunikasi tersebut. Hal itu yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan orang.
4. Menaruk Sikat Gigit Dekat Toilet
Apabila sering menaruh alat gosok gigi itu di dekat toilet, maka saat menyiram cairan urine atau feses, air WC berpotensi terciprat ke sikat gigit tersebut.
Hal itu membuat sikat gigi terkena kuman dan bakteri yang tentunya bisa berdampak negatif bagi kesehatan.
5. Mandi Terlalu Lama
Mandi terlalu lama ternyata tidak baik bagi kesehatan. Sebab, mandi terlalu lama bisa menghilangkan kelembapan kulit.
Kulit pun menjadi kering dan gatal.
6. Duduk di WC Lebih dari 15 Menit
Duduk lebih dari 15 menit di WC ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Tekanan ekstra pada pembuluh darah bisa menimbulkan wasir yang akhirnya dapat menyebabkan perdarahan. (cr1/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Dean Pahrevi