NEW YORK - Sebuah studi terbaru menunjukkan wanita yang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan memiliki potensi risiko untuk serangan penyakit jantung, penyakit ginjal kronis dan diabetes.
Penelitian yang diikuti lebih dari 12.000 wanita Finlandia selama 40 tahun dilakukan oleh American Heart Association. Satu dari tiga wanita yang menjadi responden memiliki gejala tekanan darah tinggi selama kehamilan mereka. Hal ini meningkatkan risiko dua hingga lima kali lebih besar meninggal dunia akibat serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki tekanan darah normal.
Di sisi lain, menurut laman Foxnews (11/2), hipertensi pada kehamilan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan janin. Sering kali mengarah pada rendahnya berat badan bayi, kelahiran prematur dan bahkan dapat menciptakan kondisi yang berbahaya baik bagi ibu dan bayinya, seperti plasenta abruption.
Diketahui juga bahwa hipertensi bisa mengarah pada pengembangan preeklamsia, suatu kondisi yang dapat terjadi selama kehamilan yang menyebabkan tekanan darah tinggi, pembengkakan, dan jika dalam kondisi berat, bisa mempengaruhi ginjal dan hati ibu hamil.
Pada pasien yang sehat, tekanan darah cenderung berada di ujung bawah kisaran normal dibandingkan masa kehamilan. Karenanya, para peneliti menghimbau adanya pantauan terhadap serangan jantung pada wanita yang menderita hipertensi selama masa kehamilan.
Terungkap pula fakta mengejutkan, dimana bagi banyak perempuan, masa kehamilan merupakan satu-satunya waktu mereka pergi ke dokter. Inilah sebabnya mengapa peran dokter kandungan berubah, karena juga harus membantu wanita mengubah cara pandang mereka mengidentifikasi dan menangani masalah kesehatan potensial di masa depan.(esy/jpnn)
Penelitian yang diikuti lebih dari 12.000 wanita Finlandia selama 40 tahun dilakukan oleh American Heart Association. Satu dari tiga wanita yang menjadi responden memiliki gejala tekanan darah tinggi selama kehamilan mereka. Hal ini meningkatkan risiko dua hingga lima kali lebih besar meninggal dunia akibat serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki tekanan darah normal.
Di sisi lain, menurut laman Foxnews (11/2), hipertensi pada kehamilan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan janin. Sering kali mengarah pada rendahnya berat badan bayi, kelahiran prematur dan bahkan dapat menciptakan kondisi yang berbahaya baik bagi ibu dan bayinya, seperti plasenta abruption.
Diketahui juga bahwa hipertensi bisa mengarah pada pengembangan preeklamsia, suatu kondisi yang dapat terjadi selama kehamilan yang menyebabkan tekanan darah tinggi, pembengkakan, dan jika dalam kondisi berat, bisa mempengaruhi ginjal dan hati ibu hamil.
Pada pasien yang sehat, tekanan darah cenderung berada di ujung bawah kisaran normal dibandingkan masa kehamilan. Karenanya, para peneliti menghimbau adanya pantauan terhadap serangan jantung pada wanita yang menderita hipertensi selama masa kehamilan.
Terungkap pula fakta mengejutkan, dimana bagi banyak perempuan, masa kehamilan merupakan satu-satunya waktu mereka pergi ke dokter. Inilah sebabnya mengapa peran dokter kandungan berubah, karena juga harus membantu wanita mengubah cara pandang mereka mengidentifikasi dan menangani masalah kesehatan potensial di masa depan.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 1.900 Bayi Lahir Setiap Hari
Redaktur : Tim Redaksi