Ibu-ibu Sweeping Kafe

Rabu, 11 Desember 2013 – 09:17 WIB

jpnn.com - TASIK - Aksi Sweeping yang dilakukan ibu-ibu merupakan puncak kekesalan warga Desa Wonoharjo Kecamatan Pangandaran karena suara musik dari kafe-kafe di Pamugaran, Pantai Barat mengganggu kenyamanan mereka.

Ketua MUI Kecamatan Pangandaran Irfan mengatakan pihaknya pernah menerima surat pengaduan dari warga yang keberatan dengan aktivitas hiburan malam.

BACA JUGA: Diguyur Dana Rp10 Miliar, Camat Galau

Pihaknya kemudian menyampaikan surat tersebut kepada Pemerintahan Desa Wonoharjo.

“Namun pihak desa hingga satu bulan lebih tidak ada reaksi apa-apa. Saya kira sudah selesai masalahnya, tapi kemarin malah ada kejadian (aksi sweeping, red),” ungkapnya kepada Radar  Tasikmalaya (Grup JPNN), kemarin.

BACA JUGA: Tak Ada Palang Pelintasan, Mobil Hantam Kereta Api

Sebelum aksi ibu-ibu itu, dia sempat kedatangan perwakilan warga yang menyampaikan kekesalan akibat suara bising dari kafe itu.

“Sebenarnya pihak lingkungan sudah beberapa kali datang dan mengadakan komunikasi dengan pengurus kafe dan ada kesepakatan, namun kenyataannya kegiatan masih berjalan seperti biasa tidak ada perubahan,” tuturnya.

BACA JUGA: Fokus ke Sinabung, Lupakan Dulu Politik

Selain aksi sweeping, lanjutnya, sekitar 15 orang ibu-ibu juga sempat mendatangi sejumlah kafe. “Mereka protes, lalu pemiki kafe sepakat untuk tidak menyetel musik terlalu keras, namun ternyata musik masih dinyalakan keras bahkan sampai pagi,” ungkapnya.

Dia sempat mengarahkan warga agar berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan kepolisian, namun warga tidak sabar dan langsung menyerbu kafe-kafe tersebut.

Ia juga mengimbau warga yang berdemo menyerahkan alat bukti yang menjadi tuntutan warga kepada pihak kepolisian. ”Kalau menuntut yang mabuk-mabukan, berarti mirasnya yang diserahkan. Kalau musik berarti alat musiknya yang diserahkan, kalau prostitusi berarti PSK-nya yang harus diserahkan,” tuturnya.

Dikatakannya, hingga saat ini belum ada solusi mengatasi masalah tersebut. Namun demikian, pihak lingkungan sudah menolak keberadaan kafe. “Diperlukan lagi pembicaraan semua pihak,” tuturnya.

Dia setuju jika kegiatan hiburan malam dibubarkan karena merupakan penyakit masyarakat.

Ia berharap pemerintah segera mencari solusi mengatasi pihak-pihak yang terlibat. ”Harus ada langkah-langkah untuk mengarahkan mereka agar tidak melakukan usaha seperti itu,” pungkasnya. (mg14)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 8 Ribuan PNS Bakal Terima Tunjangan Kondisi Kerja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler