jpnn.com, JAKARTA - Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa ibu kota negara yang sedang dipersiapankan pemerintah akan dibangun dari nol.
Itu disampaikan Bambang, saat diskusi media bertajuk "Berapa Lama Membangun Ibukota Baru?" di Kantor KSP, Jakarta pada Senin (13/5). Saat itu hadir juga sebagai pembicara, Anggota DPR RI Komisi XI Mukhamad Misbakhun, dan Deputi IV KSP Eko Sulistyo
BACA JUGA: Kaltim Kandidat Kuat Ibu Kota Negara, Terbayang Sektor Jasa jadi PAD Menggiurkan
"Ini adalah ibu kota yang dibangun baru dari nol, bukan memilih ibu kota bertumpu dari yang sudah ada. Namun kami memilih yang dekat dengan kota fungsional," ucap Bambang.
Pemilihan lokasi ibu kota negara yang dekat dengan kota fungsional, dilakukan dalam rangka efisiensi pembiayaan. Misalnya tidak harus membangun bandara baru atau pelabuhan baru, serta jalan penghubung yang terlalu masif.
BACA JUGA: Pak Jokowi, Ini Usulan Iwan Fals soal Pemindahan Ibu Kota
BACA JUGA: Pak Jokowi, Ini Usulan Iwan Fals soal Pemindahan Ibu Kota
Mantan menteri keuangan itu juga menyebutkan bahwa yang mau direlokasi dari DKI Jakarta adalah pusat pemerintahan. Sedangkan Jakarta tetap menjadi pusat ekonomi terbesar di Indonesia.
BACA JUGA: Iwan Fals Usul Nama Ibu Kota setelah Dipindah, Bagaimana Menurut Anda?
"Ibu kota baru pun didesain maksimal 1,5 juta orang. Ini sudah perhitungkan maksimalnya. Perkiraan PNS pusat dan legislatif dan yudikatif, 200 ribu orang. TNI Polri 25 ribu orang," jelas Bambang.
Kemudian pihak keluarga dari yang pindah, dengan estimasi masing-masing punya 4 anggota keluarga artinya, jumahnya 800 ribu, dan dari pelaku bisnis 300 ribu orang. Namun demikian, ibu kota negara yang baru ini tidak didesain untuk menjadi kota besar.
"Kami tidak akan memindahkan masalah dari Jakarta ke ibu kota baru. Kami tidak desain kota ini jadi kota ramai. Kani ingin tingkatkan produktifitas pemerintahan," tandas Bambang.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Pengin Pindahkan Ibu Kota, Deddy Dhukun: Jakarta Tetap Nomor Satu
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam