"Kami mengusulkan dua tokoh utama yang akan menjadi mediator penyelesaian konflik di Myanmar, yaitu Jusuf Kalla dan Hidayat Nur Wahid," kata Almuzzammil Yusuf, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Rabu (8/8).
Alasannya, menurut anggota Komisi I DPR itu, kedua tokoh ini dikenal baik oleh masyarakat dan para pemimpin ASEAN sebagai seorang muslim moderat. Selain itu keduanya piawai dalam bernegosiasi dan menjadi mediator dalam berbagai persoalan konflik di level internasional.
"Jusuf Kalla kami usulkan mewakili pemerintah Indonesia dalam bernegosiasi dengan Pemerintah Myanmar. Sedangkan Hidayat dapat melobi parlemen Myanmar, ASEAN dan OKI agar bekerjasama membantu menyelesaikan konflik di Myanmar," imbuhnya.
Keduanya, kata Muzzammil, layak ditetapkan sebagai delegasi resmi Indonesia yang dikirim ke Myanmar mewakili pemerintah dan parlemen. “Keduanya juga memiliki kapasitas untuk mengumpulkan bantuan sosial bagi para korban dari negara-negara ASEAN dan OKI,” imbuhnya.
Penyelesaian konflik Myanmar ini, katanya, perlu terobosan kebijakan dari Pemerintah Indonesia sebagai pelopor ASEAN. Untuk itu, usulan agar ada delegasi resmi Indonesia untuk menyelesaikan konflik di Myanmar merupakan kebijakan tepat yang sebaiknya diambil oleh pemerintah sesegera mungkin.
“Kita harus hentikan konflik di Myanmar ini supaya jangan meluas menjadi konflik SARA lintas negara. Ini bahaya jika tidak segera diselesaikan akan mengancam keamanan kawasan,” ujarnya.
Politisi PKS asal Lampung ini mendesak pemerintah Indonesia mengefektifkan peran ASEAN dalam menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan di ASEAN. Apalagi pada tahun 2015, menurutnya, masyarakat ASEAN harus terbentuk.
"Ini kesempatan bagi Presiden SBY dan kepala negara anggota ASEAN untuk menunjukkan kepada masyarakat ASEAN bahwa ASEAN bukan sekedar forum seremonial dan elitis semata, yang manfaatnya tidak dirasakan langsung oleh masyarakat," tegasnya.
Untuk melakukan diplomasi dengan parlemen Myanmar, kata Muzzammil, Fraksi PKS akan memberangkatkan delegasi ke Myanmar. Delegasi tersebut diantaranya Hidayat Nur Wahid, Lediya Hanifah, Herlini Amran, dan Dede Nur Hasan.
"Kami harap kedatangan mereka dapat mempercepat penyelesaian konflik dan membantu pemenuhan hak-hak korban konflik,” harapnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diisukan Tewas, Assad Muncul di Layar Gelas
Redaktur : Tim Redaksi