Ibukota Aceh Utara Nyaris Tenggelam

Banjir Terparah Sejak 2006

Rabu, 24 Desember 2014 – 04:11 WIB
Ibukota Aceh Utara, Kota Lhoksukon diterjang banjir yang disebut lebih parah dibanding saat 2006. Foto: istimewa

jpnn.com - ACEH UTARA - Akibat hujan yang terus mengguyur selama beberapa hari terakhir, separuh wilayah Kabupaten Aceh Utara, dikepung banjir pada Selasa (23/12). Banjir juga nyaris menenggelamkan pusat Ibukota Aceh Utara, Kota Lhoksukon.

Pantauan Rakyat Aceh (Grup JPNN), Selasa (23/12), banjir di Kecamatan Lhoksukon mencapai ketinggian 2 meter dan menenggenang ratusan rumah warga. Aktivitas masyarakat dan anak sekolah di Lhoksukon lumpuh. Bahkan ribuan warga harus mengungsi ke tempat yang aman.

BACA JUGA: Ini Bunyi Pesan dari Pelaku Teror Bom Bogor

Ketinggian air terus naik karena hujan lebat masih mengguyur. Selain itu, banjir juga disebabkan karena meluapnya air sungai Putoe. Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib bersama Muspida dan DPRK, juga ikut turun langsung ke Lhoksukon memantau kondisi banjir. Begitu juga Wakil Bupati Muhammad Jamil meninjau banjir di Lhoksukon, Langkahan dan Tanah Jamboe Aye.

“Banjir di Ibukota Aceh Utara di Lhoksukon terparah hari ini, setelah tahun 2006 lalu. Saya pikir belum ada upaya-upaya yang dapat kita lakukan untuk mencegah banjir tersebut,” ucap Wakil Bupati Aceh Utara, Muhammad Jamil.

BACA JUGA: Awas! Tiga Tempat di Bogor Diteror Bom Tahun Baru

Camat Lhoksukon Saifuddin, menyebutkan 27 posko pengungsian sudah dibangun di beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Lhoksukon. “Kita sudah mendirikan posko pengungsi untuk menampung masyarakat yang rumahnya terendam banjir,” ujarnya.

Selain Kota Lhoksukon, banjir juga melanda Kecamatan Langkahan, Tanah Jambo Aye, Seunuddon, Baktiya, Baktiya Barat, Matangkuli, Pirak Timu, Payabakong, Tanah Luas, Nibong, Meurah Mulia, Samudera, Syamtalira Bayu dan Simpang Keuramat.

BACA JUGA: Imbau Tak Pasang Knalpot Brong

Dari sejumlah kecamatan yang dilanda banjir,  beberapa desa dalam Kecamatan Langkahan, Matangkuli dan Pirak Timu yang terparah. Bahkan beberapa lokasi ketinggian air capai 2 meter lebih, seperti halnya di Desa Hagu, Tumpok Barat, Desa Siren dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Matangkuli.

Sementara itu, sedikitnya, 5. 390 hektar sawah petani di Kabupaten Aceh Utara, terendam air pasca hujan dalam tiga hari terakhir ini. Bukan hanya itu, intensitas hujan juga menyebabkan sungai meluap dan menyebabkan sawah dan rumah masyarakat terendam. Khusus untuk sawah rata-rata air menutupi lahan mereka sampai 1 meter. Sedangkan rumah dan pertokoan di pelosok kecamatan wilayah tengah dan timur, Aceh Utara, ada yang mencapai 1.5 meter bahkan lebih. (zub/arm/ung/agt/mir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Kader PDIP Bersaing Nyalon Gubernur Kalsel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler