Ibunda Bripda Anton Matatula: Sebelum Anak Saya Ditemukan, Jangan Bilang Dia Meninggal

Jumat, 18 Maret 2022 – 19:45 WIB
Kebersamaan Sonya Henny Matatula dengan putra bungsunya yang bernama Bripda Anton Julez Matatula. Foto: Dokumen pribadi Henny

jpnn.com, JAYAPURA - Sonya Henny Matatula, ibunda dari Bripda Anton Julez Matatula berharap putranya segera ditemukan.

Anggota Polda Papua itu belum diketahui keberadaan sejak peristiwa penganiayaan yang dialaminya pada Senin (28/2) dini hari lalu sekitar pukul 02.00 WIT.

BACA JUGA: Polisi Segera Garap Suami Olla Ramlan, Kasusnya Terkait Wanita Cantik Ini

Versi Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri, Bripda Anton Matatula tewas dianiaya dan jasadnya dibuang pelaku ke Sungai Tami.

Keterangan kapolda itu sesuai pengakuan dua pelaku penganiayaan yang telah ditangkap polisi pada Jumat (11/3).

BACA JUGA: Kesaksian Warga, Lokasi Jasad Bripda Anthon Matatula Dibuang Dihuni Banyak Buaya

Namun, Ibunda Bripda Anton Matatula menyesalkan pernyataan Irjen Mathius Fakhiri yang menyebut anaknya sudah meninggal.

Padahal upaya pencarian terhadap putra bungsunya yang menjadi sedang dilakukan dan hingga kini belum ditemukan.

BACA JUGA: Mengerikan, Bripda Anthon Matatula Dipukul Hingga Tak Berdaya, Jasadnya Belum Ditemukan

"Kita tidak tahu, anak saya hidup atau mati," kata Henny yang akrab disapa.

Wanita itu mengaku sangat terpukul dan merasa kesedihan yang lebih mendalam saat sang putra dikabarkan sudah meninggal.

Padahal, pihak keluarga tetap berharap Bripda Anton Matatula segera ditemukan dalam keadaan selamat.

"Kami sangat sedih sekali saat anaknya belum ditemukan lalu disampaikan sudah meninggal," ungkap Ibunda Bripda Anton Matatula.

Dia berharap putra bungsunya itu yang tengah dicari keberadaannya oleh jajaran Polda Papua bersama tim gabungan segera ditemukan.

"Kami dari keluarga juga berusaha keras mencari keberadaan Anton," bebernya.

Hingga saat ini aparat gabungan masih terus menyisiri Sungai Tami guna menemukan keberadaan Bripda Anton.

Tidak sedikit tim dikerahkan dari Polda Papua untuk menyusuri sungai, baik berjalan kaki maupun menggunakan speedboat milik Direktorat Polairud.

Bahkan, warga lokal seputaran sungai pun tidak tinggal diam dan membantu pencarian korban.

Berdasarkan pernyataan Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri sebelumnya, Bripda Anton Julez Matatula tewas dianiaya lima orang pelaku pada 28 Februari 2022.

Kasus penganiayaan tersebut berawal dari kecelakaan lalu lintas saat korban tidak sengaja menabrak mobil milik pelaku yang terparkir di jalan Macan Tutul, Dok V Atas Distrik Jayapura Utara.

Ketika hendak berdiri saat terjatuh dari sepeda motornya, Bripda Anton dipukul oleh salah seorang pelaku.

Tidak berselang lama, pelaku lainnya pun ikut memukul Bripda Anton menggunakan martil berulang kali di bagian kepala.

Para pelaku kemudian mengangkat Bripda Anton yang sudah terlihat tidak berdaya ke atas mobil Hilux kemudian membawanya ke Sungai Tami.

Melihat situasi aman, barulah jasad Bripda Anton dibuang ke dalam sungai yang berbatasan antara Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom.

Kasus yang dialami Bintara Remaja Polda Papua lulusan 2022 sebagai korbannya itu terkuak setelah Satuan Reskrim Polresta Jayapura menindaklanjuti laporan pihak keluarga.

Setelah melakukan penyidikan dan penyelidikan, pada 11 Maret lalu, dua pelaku berhasil tertangkap.

Dari pengakuan para pelaku, seusai menghabisi korbannya, jasad Bripda Anton dibuang ke Sungai Tami. (mcr30/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler