Ibunda Rani: Pulanglah Nak, Kami Rindu, Jangan Mau Disesatkan

Selasa, 02 Februari 2016 – 11:47 WIB
Tampak Ibu Marjaah, Ibunda Rani Ayunia Pradini Putri (19) menunjukkan foto anaknya yang menghilang diduga ikut organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). FOTO: Lombok Post/JPNN.com

jpnn.com - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mendadak tenar. Bukan karena prestasi, tapi organisasi ini terkenal lantaran banyaknya pengaduan warga yang mengaku kehilangan sanak famili. Kehilangan itu konon setelah mereka bergabung sebagai anggota. Jejak Gafatar ternyata sudah lama sampai di NTB.

Delapan bulan sudah berlalu. Rani Ayunia Pradini Putri (19) dan Risman Hafiz (23) belum juga pulang ke rumah. Muda-mudi Dusun Are Manis, Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat (Lobar) ini diduga dibawa kabur Gafatar.

BACA JUGA: Mantan Gafatar Ditampung Satu Atap dengan Pasien RSJ

Kabar gembira sempat singgah pada Hanafi dan Marjaah, orang tua Rani. Sebab, polisi menemukan tempat persembunyian Gafatar di Kalimantan. Mereka sempat mengira anak sulungnya berada di tengah-tengah pengikut Gafatar.

Sayangnya, dari ribuan pengikut Gafatar ternyata tidak ada Rani di sana. Asa tersebut, tiba-tiba lenyap. Perasaan sedih berlipat kembali menyelimuti keduanya. Delapan bulan mereka tidak melihat anak kesayangannya itu.

BACA JUGA: Tenaga Analis dan Apoteker di Daerah Ini Minim Banget

“Kami berharap segera pulang. Kami merindukannya,” kata ayah Rani, Hanafi kepada Lombok Post (Grup JPNN), Selasa (2/2).

Untuk mengetahui kabar anaknya, Hanafi berserta istri terus mengikuti pemberitaan media massa. Setiap kali televisi menyebut  Gafatar, dirinya selalu menonton. Harapan itu muncul saat Polisi mengendus keberadaan warga NTB yang diduga mengikuti Gafatar di Kalimantan.

BACA JUGA: Ini Dia Calon Terkuat PKS untuk Pilgub Jabar

“Mudah-mudahan itu anak saya,” kata dia penuh harap.

Orang tua mana yang tidak sedih. Anaknya berbulan-bulan hilang tanpa kabar. Parahnya lagi, handphone yang digunakan anaknya tidak lagi bisa dihubungi.

“Nomornya sudah tidak aktif. Kalau what’s app (WA) kadang-kadang aktif,” ungkapnya.

Rani yang tercatat sebagai mahasiswi Universitas Mataram (Unram) menghilang sejak Mei 2015 lalu. Ia diduga ikut organisasi sesat Gafatar. Keyakinan itu tercapat dari mulut ayah dan ibu Rani. Itu diperkuat dengan atribut Gafatar di dalam kamar korban. Seperti Tabloid Gafatar, kuitansi Gafatar, dan buku saku Gafatar.

“Kami yakin Rani ikut Gafatar,” katanya.

“Ini (masuk Gafatar) bukan  dugaan lagi, tapi benar Rani masuk Gafatar. Ada tabloid Gafatar, kuitansi, dan buku saku,” lanjut Hanafi.(jl0/arl/r3/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BRAKKK! Masuk Kolong Truk, Pengendara Tewas Mengenaskan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler