Ibunda Sakit, Saksi Kasus Komjen Budi tak Penuhi Panggilan KPK

Rabu, 04 Februari 2015 – 09:59 WIB
Politikus Partai Hanura, Susaningtyas NH Kertopati. Foto: Istimewa

jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Hanura Susaningtyas NH Kertopati mengaku tak dapat menghadiri panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi. Rencananya, mantan Anggota Komisi I DPR itu akan diperiksa sebagai saksi kasus dugaan gratifikasi tersangka Komjen Budi Gunawan. Perempuan yang karib disapa Nuning itu mengatakan, saat ini ia berada di Solo untuk mengurus ibundanya yang tengah sakit.

"Hari ini saya tidak dapat hadir memenuhi panggilan KPK sebagai saksi atas kasus keluarga saya Bapak Komjen Pol Budi Gunawan (BG) kembali dikarenakan ibu saya sakit di Solo. Saat ini keberadaan saya adalah di Solo untuk mengurus ibu saya," kata Nuning, Rabu (4/2).

BACA JUGA: Risma Jadi Wali Kota Terbaik Ke-3 Dunia

Karenanya, Nuning mengatakan akan membicarakan dengan KPK untuk tanggal pengganti pemeriksaan.

"Surat keterangan tidak hadir sudah dikirimkan kemarin sore," kata Nuning.

BACA JUGA: Kuasa Hukum BW Keberatan Provost Terlibat di Proses Pemeriksaan

Dia mengatakan, sebagai warga negara yang patuh hukum tentu ketidakhadirannya ini  bukan bermaksud mangkir atau mengabaikan panggilan apalagi berniat melawan hukum.
"Melainkan saya sebagai seorang anak harus mengurus ibu saya yang sedang sakit cukup serius sekaligus nyekar ayahanda saya," ujarnya.

Dia berharap semoga saja keterangannya ini tak menimbulkan persepsi maupun opini yang kurang baik atau tidak fair dan analog di tengah masyarakat.

BACA JUGA: Soal Budi Gunawan, Presiden Masih Tunggu Kalkulasi Politik

"Kiranya ke depan mari kita perbaiki kinerja Polri dan KPK agar lebih baik lagi dan dapat menjadi mitra kondusif bagi terselenggaranya proses bernegara yang lebih arif bijaksana," katanya.

Dia menegaskan, semua tentu setuju hukum harus ditegakkan. Tapi, tegas dia, bukan politisasi hukum yang harus dibela. Semoga semua ini bisa menjadi pintu masuk ke arah perbaikan institusi.

"Sebagai akademisi saya prihatin melihat perkembangan negara saat ini, sarat fitnah dan permainan persepsi maupun interpretasi," katanya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantab, Dua Hari Penyelam Tradisional Temukan 13 Jenazah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler