Ical Belum Gaet Cawapres

Senin, 23 Januari 2012 – 11:13 WIB

JAKARTA - Berbagai informasi menyebutkan bahwa Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie mulai "menyeleksi" sejumlah calon wakil presiden untuk mendampingi pencalonannya. Namun, Ical "sapaan akrab Aburizal- menyatakan bahwa aktivitas dirinya akhir-akhir ini tidak berkaitan dengan posisinya sebagai kandidat calon presiden dari Partai Golkar.

Hal tersebut disampaikan oleh Ical di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, kemarin (22/1). Informasi menyebutkan bahwa dirinya sudah melakukan pertemuan dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD terkait pencalonan sebagai capres. Ical menyatakan memang beberapa kali bertemu Mahfud, namun tidak ada pembahasan terkait pemilu atau pilpres dalam pertemuan itu.

"Itu pertemuan biasa. Berdiskusi. Tidak bicara soal capres. Kalau ketemu (Mahfud) dari dulu sejak jaman Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid, red)," ujar Ical kepada wartawan.

Menurut Ical, sebagai pimpinan partai, dirinya tentu harus berbicara dengan semua pihak. Pertemuannya dengan Mahfud tidak perlu didramatisir sebagai agenda untuk proses pencalonan Partai Golkar di Pilpres. Lagipula, kata dia, dirinya belum menyatakan kesediaan untuk maju sebagai capres sebagaimana yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar, Oktober 2011 silam.

Namun, saat ditanya siapakah sosok cawapres yang cocok untuk mendampingi dirinya, Ical memilih tidak berkomentar banyak. Dirinya menilai banyak tokoh atau sosok yang memiliki kesempatan untuk maju di Pilpres. "Kalau yang mau diduetkan, banyak," ujarnya tanpa memberi contoh.

Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan pencapresan Ical memang sudah diputuskan Rapimnas Partai Golkar. Tapi, belum dinyatakan secara resmi kepada publik. Kubu beringin masih menunggu perkembangan elektabilitas yang semakin menaik, baik elektabilitas parpol, terkhusus elektabilitas dari Ical sebagai capres.

"Secara internal memang dialah (Ical) yang disebut-sebut. Tinggal kita menunggu hasil survei. Kalau hasil survei memang cukup menjanjikan buat Pak Ical, tentunya jadilah (capres). Kalau ternyata tidak, maka perlu difikirkan mekanisme selanjutnya," kata Akbar.

Karena Ical ditetapkan oleh Rapimnas, lanjut dia, evaluasi akan kembali dilakukan dalam forum rapimnas yang berikutnya. Melalui forum itu akan dibuat penilaian secara menyeluruh, apakah elektabilitas Ical menunjukkan tren menaik atau sebaliknya. Tak kalah penting, imbuh Akbar, mengukur sejauh mana peluang Ical untuk menjadi pemenang dalam pilpres."Harus dibandingkan juga dengan calon-calon presiden yang lain," katanya.

Akbar menegaskan pada saatnya Partai Golkar harus menilai pencapresan Ical secara objektif dan rasional. Bila memang elektabilitas Ical tidak menunjang, Partai Golkar sebaiknya menyiapkan strategi lain. Bagaimanapun, kepentingan partai yang lebih besar harus tetap menjadi prioritas.

"Kalau dilihat peluangnya kecil untuk apa dipaksakan," kata mantan Ketua DPR periode 1999 "2004, itu.

Dalam pandangan Akbar, mencalonkan ketua umum sebagai capres bukan "harga mati?. Sekalipun itu memang suatu kebanggaan besar bagi partai bersangkutan. "Tidak apa "apa (partai tidak mencapreskan ketua umum, Red). Dulu malah saya pakai konvensi, saya tidak terpilih (sebagai capres), kan nggak apa-apa. Sekarang nggak pakai konvensi, mestinya juga nggak apa-apa," kata Akbar.

Untuk pilpres 2004, Akbar yang tengah menjadi ketua umum Partai Golkar memang menggelar konvensi capres. Dari proses itu terpilih Wiranto yang lantas menggandeng Solahuddin Wahid. (bay/pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Usul Kuota 30 Persen Perempuan Tiap Dapil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler