JAKARTA - Janji Ketua Umum sekaligus capres Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) terkait dengan cawapres definitif pendamping dirinya belum terealisasi. Meski demikian, memasuki 2013, Ical mulai meraba-raba sosok cawapres yang bakal mendampingi dirinya di pertarungan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.
"Cawapres belum ditentukan, namun ada kriterianya," ujar Ical setelah memimpin rapat internal di Kantor DPP Partai Golkar Rabu (16/1).
Ical menyatakan, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam sosok cawapres yang akan dipilih. Yang utama, cawapres itu bisa mendukung kinerjanya jika terpilih sebagai presiden pada pilpres tahun depan. "Tentunya (cawapres juga) harus mempunyai elektabilitas yang baik, itu beberapa kriteria," ujarnya.
Apakah sosok cawapres Ical juga berasal dari parpol? Ical justru menyampaikan jawaban sebaliknya. Menurut dia, sosok nonparpol pun bisa saja menjadi cawapres yang dipilih.
"Contohnya di Pilpres 2009, Pak SBY memilih Boediono. Dia bukan tokoh parpol, namun dikenal," ujarnya.
Menjawab keraguan posisi pencapresan dirinya karena elektabilitas yang masih kalah oleh partai, Ical memilih menjawab santai. Kata dia, untuk memenangi pilpres, harus ada upaya yang lebih besar. Sebab, seorang capres harus mendapatkan suara lebih dari 50 persen. "Caranya, menyampaikan langsung kepada rakyat," ujarnya.
Sebelum memenangi pilpres, Ical menyatakan bahwa Golkar harus terlebih dahulu memenangi pileg. Ical menyatakan, target Golkar tidak berubah, yakni memenangi Pileg 2014. "Target yang harus dicapai adalah 30 persen kursi DPR," ujarnya.
Mencapai itu tidak mudah. Menurut dia, suhu politik saat ini akan naik. Selain konflik internal, gesekan antarparpol akan terjadi.
Ical menyatakan, Golkar akan menyiapkan berbagai antisipasi. "Golkar harus mengembangkan komunikasi politik sehingga secara eksternal tercipta harmoni situasi politik, secara internal terjadi soliditas partai," tandasnya. (bay/c10/agm)
"Cawapres belum ditentukan, namun ada kriterianya," ujar Ical setelah memimpin rapat internal di Kantor DPP Partai Golkar Rabu (16/1).
Ical menyatakan, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam sosok cawapres yang akan dipilih. Yang utama, cawapres itu bisa mendukung kinerjanya jika terpilih sebagai presiden pada pilpres tahun depan. "Tentunya (cawapres juga) harus mempunyai elektabilitas yang baik, itu beberapa kriteria," ujarnya.
Apakah sosok cawapres Ical juga berasal dari parpol? Ical justru menyampaikan jawaban sebaliknya. Menurut dia, sosok nonparpol pun bisa saja menjadi cawapres yang dipilih.
"Contohnya di Pilpres 2009, Pak SBY memilih Boediono. Dia bukan tokoh parpol, namun dikenal," ujarnya.
Menjawab keraguan posisi pencapresan dirinya karena elektabilitas yang masih kalah oleh partai, Ical memilih menjawab santai. Kata dia, untuk memenangi pilpres, harus ada upaya yang lebih besar. Sebab, seorang capres harus mendapatkan suara lebih dari 50 persen. "Caranya, menyampaikan langsung kepada rakyat," ujarnya.
Sebelum memenangi pilpres, Ical menyatakan bahwa Golkar harus terlebih dahulu memenangi pileg. Ical menyatakan, target Golkar tidak berubah, yakni memenangi Pileg 2014. "Target yang harus dicapai adalah 30 persen kursi DPR," ujarnya.
Mencapai itu tidak mudah. Menurut dia, suhu politik saat ini akan naik. Selain konflik internal, gesekan antarparpol akan terjadi.
Ical menyatakan, Golkar akan menyiapkan berbagai antisipasi. "Golkar harus mengembangkan komunikasi politik sehingga secara eksternal tercipta harmoni situasi politik, secara internal terjadi soliditas partai," tandasnya. (bay/c10/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jatah Kursi DPRD di 12 Provinsi Bertambah
Redaktur : Tim Redaksi