jpnn.com - JAKARTA – Ketua DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menilai rekaman percakapan Ketua DPR Setya Novanto yang diduga mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia (PTFI) membuat gaduh perpolitikan nasional. Apalagi, rekaman yang diperoleh Menteri ESDM Sudirman Said dari petinggi PTFI tersebut digunakan untuk melaporkan Ketua DPR Setya Novanto ke Mahkamah Dewan (MKD). Tindakan tersebut dianggap Ical sebagai perbuatan yang tidak benar.
“Freeport bikin kegaduhan. Jadi sudah puluhan tahun mengeruk kekayaan (Indonesia, red) terus buat kegaduhan. Gak bener itu (Freeport),” tegas Ical, sapaan Aburizal Bakrie di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/11).
BACA JUGA: RJ Lino Tak Ada Sedihnya, Obral Senyum Meski Habis Diperiksa Bareskrim
Ical berpendapat perpanjangan kontrak PTFI, pemerintah seharusnya bisa memikirkan solusi mengenai negosiasi yang akan dilakukan pada 2019 mendatang atau dua tahun sebelum kontrak PTFI berakhir pada 2021. Misalnya menjadikan PTFI cukup sebagai kontraktor.
“Saya kira begini, kalau minyak bisa cost production share, kenapa misalnya pertambangan tidak bisa. Bisa saja kan. Jadi kalau sudah habis tahun 2021, ubah jadi KPS (kontraktor production sharing), Freeport jadi kontraktor. 2019 kita lakukan untuk itu. Jangan negosiasi sekarang,” katanya.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Awas, Manuver Sudirman Vs Setnov Bisa Jadi Hanya Muslihat
BACA JUGA: Begini Sikap Menteri Rini Saat Hadapi Goncangan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Luhut Berang, Kang Dirman Jaga Omongan
Redaktur : Tim Redaksi